16 Kasus HIV Terdeteksi di Lampung Barat, Dinkes : Semua Pasien Aktif Minum ARV

Lampung Barat –Dinas Kesehatan (Dinkes) Lampung Barat mencatat sebanyak 16 orang terdiagnosis HIV (ODHIV) dalam kurun waktu 2024 hingga 2025. Sekretaris Dinkes Lampung Barat, Susi, memastikan bahwa seluruh pasien tersebut berdomisili di wilayah setempat dan masih aktif menjalani pengobatan Antiretroviral (ARV).

Menurut Susi, ke-16 ODHIV tersebut merupakan warga Lampung Barat. “Semua pasien berdomisili di Lampung Barat,” ujarnya saat dikonfirmasi ,Rabu (30/4/2025).

Namun, Dinkes belum dapat memastikan
lokasi penularan virus HIV, apakah terjadi di dalam daerah atau saat pasien bermigrasi ke luar wilayah.

Susi menjelaskan bahwa faktor risiko penularan HIV pada kasus ini bervariasi. “Ada bermacam-macam faktor, tidak bisa disamakan satu dengan lainnya,” katanya. Meski demikian, Dinkes belum merinci lebih lanjut apakah terdapat pola khusus seperti pekerja migran atau kelompok berisiko tinggi lainnya.

Kabar baiknya, seluruh pasien masih rutin mengonsumsi obat ARV. “Mereka aktif minum ARV sesuai jadwal,” tegas Susi. Pengobatan ARV sangat penting untuk menekan perkembangan virus HIV dan meningkatkan kualitas hidup ODHIV.

Baca Juga  Suherman Gelar Halalbihalal dan Reses di Banyumas

Layanan kesehatan untuk ODHIV di Lampung Barat telah tersedia di sejumlah fasilitas kesehatan (faskes). “Faskes penanganan HIV tersebar di Lampung Barat,” kata Susi.

Namun, ia tidak merinci jumlah puskesmas atau rumah sakit yang menyediakan layanan tersebut.

Meski faskes penanganan HIV sudah ada, belum ada penjelasan lebih lanjut mengenai kecukupan akses layanan bagi ODHIV di Lampung Barat. Masyarakat diharapkan terus meningkatkan kesadaran akan pencegahan dan deteksi dini HIV.

Dinkes Lampung Barat berkomitmen untuk terus mengoptimalkan sosialisasi pencegahan HIV/AIDS. Edukasi tentang penggunaan alat pelindung diri (APD) dan pola hidup sehat digencarkan untuk menekan angka penularan.

Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan diskriminasi terhadap ODHIV. Dukungan sosial dan keluarga sangat penting dalam mendukung keberhasilan terapi ARV.

Hingga saat ini, Lampung Barat mencatat 16 kasus HIV dalam dua tahun terakhir. Angka ini masih tergolong rendah dibandingkan daerah lain di Provinsi Lampung, namun tetap memerlukan kewaspadaan.

Baca Juga  HUT RI Ke-78, Polres Tubaba Gelar Upacara Pengibaran Bendera

Deteksi dini HIV melalui tes cepat diharapkan dapat membantu menemukan kasus lebih awal. Semakin cepat diobati, semakin besar peluang ODHIV untuk hidup produktif.

Susi berharap tidak ada lagi penularan baru HIV di Lampung Barat. “Kami berupaya maksimal dengan edukasi dan pencegahan,” ujarnya.

Susi memastikan bahwa stok obat ARV di Lampung Barat aman dan cukup untuk memenuhi kebutuhan pasien.

Salah satu tantangan terbesar adalah stigma sosial yang masih melekat pada ODHIV, sehingga banyak pasien enggan memeriksakan diri.

Masyarakat yang aktif secara seksual atau memiliki faktor risiko disarankan untuk melakukan tes HIV secara berkala.

Kelompok berisiko tinggi, seperti pekerja migran dan pasangan dengan riwayat berganti-ganti pasangan, perlu lebih waspada.

Keluarga diharapkan memberikan dukungan penuh kepada ODHIV agar tetap disiplin menjalani pengobatan.

Dengan kerja sama semua pihak, diharapkan penularan HIV di Lampung Barat dapat ditekan dan ODHIV mendapatkan hak pengobatan yang layak. (Arya/Rifai)

Pos terkait