BANDARLAMPUNG – Concern memperbaiki jalan rusak di sejumlah daerah, serta upaya merangkul kalangan muda dalam berbagai kegiatan politik daerah, menjadikan pasangan calon (Paslon) Gubernur Lampung 2025 – 2030, Rahmat Mirzani Djausal – Jihan Nurlela (Mirza – Jihan) bisa dengan cepat diterima khalayak.
Daya terima publik atas program kerja Mirza – Jihan ini bisa dibilang akan semakin moncer, apabila didukung oleh pergerakan mesin partai politik. Sebagaimana diketahui, duet Mirza – Jihan dalam kontestasi Pilgub Lampung 2024 diusung sejumlah partai besar.
Di antaranya, Partai Gerindra, PKB, PAN, NasDem, Demokrat, PKS, juga Golkar. Dukungan lain, juga datang dari parpol non parlemen, seperti PSI, PPP, Partai Ummat, Partai Buruh, serta Partai Prima. Bahkan, sejumlah ormas pun mendukung pencalonannya.
Meski begitu, banyak pihak menyarankan, duet Mirza – Jihan tak mesti ‘lengah’ dengan membiarkan massa akar rumputnya bergerak tanpa arah. Rahmat Mirzani Djausal maupun Jihan Nurlela diminta untuk terus bergerak, dalam upaya membangun basis kekuatan dari bawah.
Diketahui bahwa, beberapa waktu lalu Rahmad Mirzani Djausal sempat menyatakan ambisinya untuk membangun serta memperbaiki jalan rusak di beberapa daerah yang ada di wilayah Lampung, lantaran hingga kini masih menjadi polemik di masyarakat.
Mirza menyatakan, perbaikan infrastruktur jalan menjadi salah satu prioritas utama program kerjanya. “Infrastruktur jalan tentu menjadi salah satu misi kita. Dengan infrastruktur yang bagus, tentu akan cepat membuat perekonomian Lampung tumbuh,” kata Mirza.
Ia pun lantas memberikan pandangannya terkait permasalahan jalan rusak di Provinsi Lampung ini. Menurutnya, ada dua opsi untuk mengatasi jalan rusak. Yakni, meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) atau meminta perhatian pemerintah pusat.
“Untuk memperbaiki jalan Pemerintah Provinsi Lampung ada 2 cara, nomor 1 meningkatkan PAD, meningkatkan PAD itu ekonominya harus tumbuh dulu setelah tumbuh baru PAD-nya meningkat baru bisa memperbaiki infrastruktur,” ujar dia.
Menurut hemat Mirza, Provinsi Lampung butuh penambahan anggaran dari pemerintah pusat untuk bisa mengatasi infrastruktur jalan. “Lampung sudah berusaha memperbaiki, namun masih ada hal lain yang harus dilakukan. Saya beri contoh, itu di Banten. Jumlah jalannya hampir sama, anggaran bisa dua kali lipat. Sehingga, Banten lebih banyak anggarannya. Di Sumsel, jumlah jalan kilometernya juga hampir sama. Anggarannya pun jauh lebih besar,” ujarnya.
Jika, kata Mirza, anggarannya kecil namun jumlah jalannya besar, ini akan menyulitkan pemerintah. “Pemerintah Lampung sudah melakukan berbagai macam cara dengan caranya minjem, kan pemerintah ini kalau jalannya jelek berbagai macam cara berusaha memperbaiki jalan dengan keterbatasan anggaran, ini dari tahun ke tahun seperti ini aja (hutang),” imbuhnya. (*)