30 Tahun Tak Dikunjungi Presiden, Rindu Masyarakat Lambar Terobati oleh Hadirnya Jokowi

Lampung Barat – semenjak berdiri sejak 33 tahun lalu, Joko Widodo merupakan presiden kedua yang mengunjungi Lampung Barat, setelah presiden Soeharto pada Februari 1994 silam.

Dalam kunjungannya Jokowi menyempatkan panen Kopi bersama masyarakat Lampung Barat yang dipusatkan di kebun milik bapak Syafruddin pekon Kembahang Kecamatan Batu Brak Lampung barat Jum’at (12/07/2024).

Dalam sesi wawancara dengan segenap Awak media Joko Widodo mengatakan, kunjungan tersebut menjadi bagian upaya pemerintah untuk terus memperkuat dukungan terhadap komoditas kopi Indonesia sebagai kopi terbaik dan terbesar di dunia.

“Pagi hari ini saya panen kopi dengan para petani di Lampung Barat. Kita memiliki 1,2 juta hektar kopi baik robusta maupun arabika di selurh tanah air Indonesia. Di Lampung Barat ini terbesar, ada 60 ribu hektar,” kata Jokowi.

Jokowi mengatakan harga kopi di dunia saat ini mengalami tren fluktuatif. Volume permintaan ekspor kopi Indonesia ke luar negeri pun terus meningkat tiap tahunnya.

Baca Juga  Kota Bandarlampung Kembangkan 12 Desa Wisata dan Kuliner Lampung

Jokowi meminta produktivitas panen kopi untuk terus ditingkatkan. Dia menargetkan tiap satu hektar ladang kopi bisa menghasilkan 8 hingga 9 ton biji kopi.

“Ini yang tadi saya sampaikan kepada Menteri Pertanian agar memberi perhatian kepada kopi yang paling penting produktivitas per hektarnya harus naik. Yang banyak masih satu hektar satu ton, dua ton. Harusnya bisa masuk ke delapan ton atau sembilan ton karena negara-negara lain bisa di angkangka itu,” katanya.

“Jadi tugas kita bersama bagaimana membuat produtikvitas per hektar menjadi naik drastis dan itu bisa terjadi kalau ada perawatan yang baik, ada pupuk yang baik, ada jarak tanam yang mungkin lebih rapat sehingga produktivitas per hektar bisa naik dan produktivitas per hektar naik kesejahteraan petani kopi bisa lebih baik,” sambung Jokowi.

Joko Widodo menjelaskan pemerintah telah menyiapkan alokasi pupuk subsidi yang kini naik 2 kali lipat dari yang tadinya 4,5 juta menjadi 9,5 juta.

Baca Juga  Satlantas Polres Waykanan Salurkan Bansos di Baradatu

Kenaikan alokasi pupuk tersebut diharapkan menjadi pemicu produksi agar mampu memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun mancanegara.

“Dan itu bisa terjadi kalau ada perawatan yang baik, ada pupuk yang baik, ada jarak tanam yang mungkin lebih rapat sehingga produktivitas perhatiannya bisa naik. Ingat kita memiliki 1,2 juta hektare kopi, baik Robusta maupun Arabica, di seluruh Indonesia,” katanya.

Presiden berharap produksi kopi yang dilakukan ini masuk pada tahap industri atau hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah atau pendapatan petani kopi itu sendiri.

“Saya lihat tadi di depan sudah banyak yang packaging-nya bagus siap untuk dieskpor. Ya seperti itu harusnya semuanya tidak dalam bentuk mentahan-mentahan yang sudah berpuluh tahun beratus tahun kita lakukan ekspor dalam bentuk mentahan. Harus dihilirasasi, tidak hanya kopi. Cokelat, sawit semuanya dan komunitas-komunitas pertanian perkebunan lainnya,” pungkas Jokowi. Rifa’i

Pos terkait