Kalianda – Setelah tertidur selama empat hari, Gunung Anak Krakatau (GAK) di Selat Sunda Kabupaten Lampung Selatan, kembali erupsi, pada Minggu (3/12/2023), sekitar pukul 11.38 Wib.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat, letusan GAK terjadi selama 3 kali. Dimulai sekitar pukul 06.26 Wob dengan tinggi kolom abu 800 meter di atas puncak gunung (957 meter di atas permukaan laut).
Disusul kemudian, erupsi kedua sekitar pukul pukul 09.08 Wib, dengan tinggi kolom abu 800 meter di atas puncak (957 meter di atas permukaan laut). Ketiga kalinya, terjadi sekitar pukul 11.38 Wib.
PVMBG melaporkan, erupsi terekam pada alat seismogram dengan amplitudo maksimum 75 milimeter dan durasi lebih kurang 1 menit 2 detik. Kolom abu teramati berwarna hitam dengan intensitas tebal condong ke arah barat laut.
Kepala Pos Pantau Gunung Anak Krakatau di Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Andi Suardi mengatakan, status GAK saat ini masih seperti pekan lalu, yakni nerada pada level III siaga.
PVMBG merekomendasikan masyarakat untuk tidak mendekati Gunung Anak Krakatau atau beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah aktif. Andi mengimbau masyarakat dan nelayan untuk tidak mendekati kawasan Gunung Anak Krakatau pada radius 5 kilometer.
Merunut dari data letusan yang terjadi pekan sebelumnya, ledakan GAK terjadi selama tiga hari berturut-turut, terhitung sejak Minggu hingga Selasa (26-28/11/2023).
Lebih dari 18 kali letusan terjadi. Namun, satu ledakan yang terjadi pada Selasa itu, terbilang cukup kuat hingga mengejutkan warga yang bermukim di Pulau Pelangi, tak jauh dari GAK.
Mereka terkejut, lantaran selama beberapa tahun terakhir tidak pernah mendengar dentuman Anak Krakatau sekeras kemarin. Padahal, warga sekitar sudah mengaku terbiasa melihat GAK erupsi.(*)