Arinal Klaim Stok Beras Aman, Masyarakat Teriak Harga Mahal!

Arinal Klaim Stok Beras Aman, Masyarakat Teriak Harga Mahal!
Arinal Klaim Stok Beras Aman, Masyarakat Teriak Harga Mahal! Foto Istimewa

Bandarlampung – Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengklaim jika stok beras di Lampung jelang Bulan ramadan hingga Idul Fitri mendatang dalam posisi aman. 

Klaim serupa juga disampaikan oleh Walikota Bandarlampung, Eva Dwiana. 

Bacaan Lainnya

Stok aman, namun harga beras tidak membuat nyaman masyarakat. 

Banyak ibu rumah tangga mengeluhkan hal ini karena harga beras di wilayah Lampung sudah melampaui angka kewajaran. 

Yakni, melewati level tertinggi hingga mencapai Rp16.400 sampai Rp16.500 per kilogramnya.

Masyarakat dibuat geleng-geleng kepala. Kementerian Pertanian (Kementan) pun terheran-heran dengan harga beras di Indonesia yang tetap mahal, meski stok diklaim melimpah. 

Mungkinkah ada mafia beras yang ikut bermain?

Direktur Serealia Ditjen Tanaman Pangan Kementan RI, Moh. Ismail Wahab menyebut, ada limpahan stok beras pada Januari 2024 berkat surplus akhir tahun lalu. 

Baca Juga  Gubernur Arinal Terima Penghargaan APBD Award 2023

Ia mengatakan, angka surplus tersebut mencapai 3 juta ton dari selisih produksi serta impor dengan konsumsi di 2023 yang kemudian di-carryover ke awal tahun ini (2024).

Pada Januari 2024, Ismail menyebut, ada produksi beras dalam negeri sebanyak 910 ribu ton dan impor tambahan 400 ribu ton. 

Jika ditotal, carryover 3 juta ton dari tahun lalu dan stok awal tahun ini menjadi 4,31 juta ton beras.

Sementara itu, kebutuhan konsumsi beras pada Januari 2024 hanya 2,54 juta ton. 

Berdasarkan data tersebut, Ismail menekankan sebenarnya Indonesia tidak kekurangan stok beras.

“Ini yang sekarang kita kurang mempunyai pencatatan terhadap logistik ini, artinya ke mana larinya (beras) sehingga beras kita sampai sekarang ini masih cukup mahal dan sekarang kondisinya sedikit agak sulit,” tanya Ismail, Selasa  (20/2/2024).

Dia menduga, ini terjadi bukan masalah tidak ada beras. 

Tapi, ada perpindahan stok beras yang semula di ritel-ritel, kemudian sudah berpindah ke rumah tangga produsen atau konsumen. 

Baca Juga  Kecuali Gubernur, Tak Satupun yang Tahu 7 Nama Pejabat Hasil JPTP Lampung

Ismail mengusulkan, perlunya survei singkat untuk mengetahui perpindahan stok beras dari tingkat produsen ke konsumen tersebut.

Di lain sisi, Badan Pusat Statistik (BPS) mewanti-wanti surplus beras Indonesia pada Maret 2024 mendatang yang diperkirakan bakal anjlok. 

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan, produksi beras pada Januari 2024 hingga April 2024 berpotensi lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Ia pun lantas menyarankan percepatan tanam dan optimasi lahan. 

“Kita bandingkan Maret 2023 dengan Maret 2024, jadi di Maret 2023 ini adalah puncak panen mencapai 5,13 juta ton. Sementara di Maret 2024 ini potensi diperkirakan panen itu sebesar 3,51 juta ton,” rinci Pudji.

Kalau dibandingkan antara konsumsi dengan produksi, maka surplus yang akan terjadi pada Maret 2024 ini jauh lebih rendah dibandingkan surplus Maret 2023.(*)

Pos terkait