Bandarlampung – Lagi-lagi uang komite meresahkan warga Bandar Lampung. Kali ini SMAN 2 Bandar Lampung kembali berulah dan tidak kapok, keukeuh meminta pelunasan uang komite kepada salah satu wali murid yang ingin mengambil ijasah di SMAN 2 Bandar Lampung.
Menurut pengakuan paman korban Habibi (35 tahun), orang tua murid pernah datang ke SMAN 2 Bandar Lampung ini memohon agar uang komite yang kurangnya 3 juta rupiah saja supaya ditangguhkan. Namun kepala sekolah dan wakil kepala sekolah tidak mau koperatif, selalu menekan untuk melakukan pembayaran. Padahal ibu dan bapaknya adalah buruh serabutan, kondisi ekonominya juga lagi tidak baik.
“Seharusnya SMAN 2 Bandar Lampung bisa mengerti dan menyerahkan Ijasah keponakannya, supaya bisa dipergunakan untuk keperluannya,” kata Habibi
Kepada awak media, Habibi menerangkan bahwa saat ini, suami ayundanya beserta keponakannya sangat mengharapkan bantuan media dan pemerintah daerah agar kejadian seperti ini tidak terus-menerus terjadi.
Ketika awak media menghubungi Kepala Sekolah SMAN 2 Bandar Lampung untuk meminta konfirmasi pun sulit untuk dihubungi. Bahkan dihubungi via WhatsApp dan ditelepon, tampaknya enggan menanggapi. Mungkin karena merasa aman-aman saja dan dilindungi oleh orang-orang penting yg jadi pengurus komite dan wali murid lainnya, atau pejabat lainnya.
Sementara itu, Pemerhati Pendidikan sekaligus tokoh muda Lampung Taufik Hidayatullah, menilai bahwa sikap arogan SMAN 2 Bandar Lampung, menjadi indikasi lemahnya pengawasan dan pembinaan Dinas Pendidikan Provinsi Lampung, atau hal ini mungkin pembiaran dari Dinas Pendidikan Provinsi Lampung terhadap proses pengelolaan SMAN 2 Bandar Lampung oleh Kepala Sekolah dan Jajarannya.
“Setahu saya, SMAN 2 Bandar Lampung ini sering sekali masuk berita, dan banyak komplain dari masyarakat. Dari dugaan korupsi milyaran rupiah, dugaan penyimpangan dana BOS, pungutan uang komite, dan masih banyak lagi. Sekolah ini sepertinya tidak pernah kapok. Mungkin karena bekingannya sangat kuat”. dugaan Taufik.
Lebih lanjut Taufik menyatakan keheranannya mengapa aparat hukum terkesan diam saja. Dinas pendidikan tutup mata. “Hendra selaku kepsek, sepertinya sangat piawai dan hingga sekarang ini tidak tersentuh oleh aparat hukum,” sindirnya.
Ketika awak media bertanya pesan buat pemerintah daerah, Taufik menyampaikan, salam untuk Penjabat Gubernur Lampung Samsudin.
“Jangan lupa pendidikan di Lampung tidak sedang baik-baik saja. Untuk Pak Kapolda dan Kajati agar segera cek dan ricek Dinas Pendidikan Lampung. Kenapa sekolah-sekolah banyak yang melakukan pungli. Masyarakat makin resah, banyak anak putus sekolah dan ijasah tertahan bertahun-tahun, tapi pemerintah dan aparat abai. Tolong diseriusin. Ini bisa merusak generasi bangsa”. Tutup Taufik.