Tanggamus – Warga Pekon Kota Batu Kecamatan Kotaagung Kabupaten Tanggamus meminta agar di daerahnya mendapat fogging atau pengasapan.
Hal itu lantaran salah satu warganya Yuhana sempat di rawat di RS Panti Secanti Gisting selama 5 hari terhitung dari kamis (25/4/2024)-Selasa (30/4/2024), dengan diagnosa mengidap penyakit demam berdarah.
Yuherlan Saputra salah seorang warga saat dikonfirmasi pada Rabu (1/5/2024) mengatakan, dirinya telah meminta bantuan kepada pihak kesehatan yang berada di pekon untuk melakukan pengasapan di daerahnya, namun hingga saat ini belum ada realisasi, dengan alasan petugas dari instansi terkait sedang demam.
”Padahal jika dalam waktu dekat ini tidak dilakukan fogging, khawatir demam berdarah akan semakin meluas,” ungkapnya.
Yuherlan pun memaparkan bahwa warga merasa takut dan trauma dengan adanya wabah DBD ini, karena dulu sempat memakan jiwa.
”Kami warga merasa trauma dengan yang namanya DBD, karena beberapa waktu yang lalu telah memakan korban jiwa di gang kami ini,” pungkasnya.
Sementara itu Hamizi suami dari Pasien yang sempat terkena DBD berharap penuh agar bisa segera dilakukan fogging.
”Saya berharap pihak terkait segera melakukan fogging, apalagi bidan desa sudah berkunjung dan melakukan pendataan. Saya rasa sudah jelas hasil dari rumah sakit sebagai dasar pelaksaan fogging,” tuturnya.
”Saya berharap kedepan pemerintah pekon bisa menganggarkan pembelanjaan mesin fogging untuk aset pekon, supaya saat terjadi kendala seperti sekarang yaitu petugas nya sakit. Pihak pekon bisa melakukan fogging dengan alat yang sudah dimiliki,” harapnya.
Hasti Karina bidan desa pekon kota batu saat dikonfirmasi mengatakan, memang betul sudah ada pelaporan dari keluarga korban kepada pihak aparat pekon, kemudian pak sekdes meneruskan ke kami petugas kesehatan yang ada di pekon untuk ditindak lanjuti.
”Hasil laporan tersebut kami teruskan kepihak terkait,” jelasnya.
Hasti pun menambahkan terjadi kendala belum dilakukan fogging karena petugas fogging nya sedang sakit demam.
”Namun yang jelas tempat bersarangnya nyamuk demam berdarah, tidak hanya di dalam rumah, namun berada di sekitar lingkungan. Karena itu pihaknya berharap masyarakat menjaga kebersihan rumah dan lingkungan,” ungkapnya.
Lebih lanjut bidan desa mengungkapkan, pencegahan DBD ini akan lebih efektif jika fogging diimbangi dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk, dengan  menggunakan istilah 3M plus yaitu dengan menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi dan tempat penampungan air sekurang-kurangnya seminggu sekali serta menimbun sampah-sampah dan lubang-lubang pohon yang berpotensi sebagai tempat perkembangan jentik-jentik nyamuk. Selain itu juga dapat dilakukan dengan melakukan tindakan plus seperti memelihara ikan pemakan jentik-jentik nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, menyemprot dengan insektisida, memasang obat nyamuk, memeriksa jentik nyamuk secara berkala serta tindakan lain yang sesuai dengan kondisi setempat.
“Dengan usaha yang dilakukan ini, perkembangan nyamuk demam berdarah bisa diminimalisir dan masyarakat bisa hidup sehat serta terhindar dari penyakit yang ditularkan oleh nyamuk ini,” tandasnya.(Ton/Bas)