BANDAR LAMPUNG – Wakil Ketua Anak Jalanan dan Terlantar KNPI Lampung, Farah Nuriza Amelia bertekad menstimulasi generasi millenial meraih masa depan yang bermanfaat bagi berbagai kalangan.
Kali ini dalam kunjungannya ke Lampung, giliran siswa kelas 12 para peserta Pelajar Lampung Expo dari berbagai SMA se-Lampung yang menerima katalisasi pembina aksi millenial tersebut.
“Di dunia nyata semua bisa terjadi melampaui ekspektasi dan kita harus siap memiliki rencana cadangan. Kita juga harus melatih skill terutama IT dan bahasa Inggris.Lalu kuat memotivasi diri, siap berkompetisi dan menentukan target,” ujar bakal calon DPD RI Dapil Lampung ini, Sabtu (12/11/2022).
Sekarang, sambung dia, pekerjaan tidak terkonsentrasi sebagai pegawai negeri, pegawai nank maupun BUMN. Tiap individu berkesempatan memilih peluang kerja sesuai bakat dan minat.
“Dalam entertaintment, misal banyak juga kok anak muda yang sukses berpenghasilan sebagai master of ceremony (MC), tapi jangan lupa juga untuk terus melatih potensi diri. Karena sekarang zamannya globalisasi dan kemajuan teknologi internet maka hal mendasar yang harus terus dilatih ya teknologi dan bahasa inggris,” ungkapnya.
Sebagai pelajar Indonesia yang pernah mengenyam pendidikan di Shanghai, Tiongkok, Farah pun mengajak anak millenial Indonesia, lebih khusus Lampung untuk paling tidak meniru etos perjuangan pelajar atau pemuda Tiongkok.
“Jadi waktu itu saya tinggalnya di asrama (dorm) yang penghuninya dari lintas internasional. Dorm itu kecil, Tapi hampir semua isinya bahan bacaan untuk menunjang wawasan pendidikan dan pergaulan. Mereka itu kalau belajar ya beneran belajar. Bisa satu semester itu belajar terus,” ungkapnya.
Antusias tinggi pelajar di Shanghai inilah yang diharapkan Farah dapat ditiru calon mahasiswa mau pun generasi penerus bangsa Indonesia, terkhususnya Lampung. Sebab, pelajar di negeri Tirai Bambu itu juga tidak suka menyia-nyiakan waktu.
“Di sana juga pelajar itu enggak cuma baca buku dan ngikutin materi dari sekolah. Tapi mereka juga antusias ikut les. Jadi kalau lesnya jam tiga sore, ya mereka dateng sebelum waktunya. Paling lambat dateng tepat waktu,” tutur Farah.
Baginya, anak-anak muda di Shanghai memiliki intensitas motivasi. Mereka juga tetap berbisnis atau berwirausaha disela-sela waktu luang belajar baik formal mau pun non formal.
“Belakangan generasi penerus kita di Lampung banyak yang melakukan giat negatif, seperti tawuran dan kedapatan membawa sajam. Pesan saya, mending manfaatkan masa muda untuk belajar meningkatkan soft dan hard skill serta berbisnis untuk tabungan masa depan,” kata dia.(*)