GAK Naik Level Siaga: Hari Kedua 5 Kali Erupsi, 1 Ledakan Kuat

GAK Naik Level Siaga: Hari Kedua 5 Kali Erupsi, 1 Ledakan Kuat
Erupsi GAK. Foto Istimewa

Bandarlampung – Dua hari berturut-turut, Minggu-Senin (26-27/11/2023), Gunung Anak Krakatau (GAK) erupsi. Ada yang mulai merasa was-was, ada pula warga Kabupaten Lampung Selatan yang memandang biasa hal ini terjadi.

Menilik dari catatan sejarah letusan Krakatoa 1883 silam, dimana erupsi terjadi selama beberapa hari, sebelum akhirnya hentakan dasyat Krakatau Purba mengguncang dunia, adalah wajar jika rasa was-was itu muncul di benak warga.

Bacaan Lainnya

Erupsi GAK dua hari terakhir, sejatinya memang tak berpengaruh pada geliat gelombang perairan Selat Sunda, Lampung Selatan. Namun begitu, Pos Pantau GAK di Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa, justeru menaikkan levelnya menjadi tiga, siaga.

Erupsi kedua, Senin (27/11/2023), sekitar pukul 09.30 Wib, terdeteksi ketinggian kolom abu mencapai 1.500 meter di atas puncak, atau sekitar 1.657 meter di atas permukaan laut. Luapan ‘wedus gembel’ tersebut lebih landai dibandingkan erupsi sehari sebelumnya, Minggu (26/11/2023).

Kepala Pos Pantau GAK Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Andi Suardi menyatakan, kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal condong ke arah barat laut.

Baca Juga  Warga Pulau Sebesi Mulai Was-was: Hari Ketiga Dentuman Anak Krakatau

Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 75 mm dan durasi 1 menit 37 detik. Andi mengimbau masyarakat dan nelayan untuk tidak mendekati kawasan Gunung Anak Krakatau pada radius lima kilometer.

“Saat ini Gunung Anak Krakatau berada pada level III, siaga, dengan rekomendasi masyarakat, nelayan, pendaki gunung, tidak mendekati gunung dengan radius lima kilometer,” ujarnya.

Lima Kali Letusan

Erupsi GAK hari kedua, tercatat sebanyak delapan kali letusan. Pos Pantau GAK Desa Hargopancoran, Lampung Selatan, mencatat letusan mulai terjadi sejak pukul 08.17 Wib hingga pukul 11.43 Wib.

“Sejak tadi pagi hingga siang ini sudah lima kali letusan. Ketinggian abu dari 200 hingga 2.000 meter dari atas puncak kawah,” sebutPos Pantau GAK Desa Hargopancoran, Senin (27/11/2023).

Letusan kedua terjadi pukul 09.23 Wib, dengan ketinggian kolom abu 500 meter di atas puncak (657 meter di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat laut. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 73 mm dan durasi 10 detik.

Baca Juga  Produsen Loncati HET, Harga Beras Melonjak di Pasar

Erupsi ketiga, sekitar pukul 09.31 Wib dengan tinggi kolom abu teramati 1000 meter di atas puncak (1157 meter di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat laut.

Satu menit kemudian, erupsi lagi dengan tinggi kolom abu 1.500 meter di atas puncak (1657 meter di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal ke arah barat laut.

Kelima, terjadi lagi erupsi pada pukul 11.43 Wib dengan tinggi kolom abu teramati 2.000 meter di atas puncak (2.157 meter di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal ke arah barat laut.

Kepala Pos Pantau GAK Hargopancuran, Andi Suardi mengingatkan masyarakat, khusunya warga yang bermukim di dekat GAK, bahwa erupsi merupakan aktivitas biasa yang terjadi pada gunung api. Namun, kata dia, karena intensitas aktivitas GAK terus meningkat maka status GAK saat ini naik ke level III, siaga.(*)

Pos terkait