Lampung Utara – Kelangkaan gas elpiji 3 kg di Kabupaten Lampung Utara terus dikeluhkan masyarakat. Selain sulit didapat, harga di tingkat pengecer juga melonjak drastis hingga mencapai Rp50 ribu per tabung.
Berdasarkan pantauan di lapangan, banyak warga di beberapa kecamatan yang mengaku kesulitan mendapatkan gas bersubsidi tersebut. Di tingkat pangkalan resmi, stok sering kosong, sementara di pengecer harganya jauh lebih mahal dibanding harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Noval, warga Kelurahan Kota Alam, menyayangkan kondisi ini dan menilai pemerintah daerah serta PT Pertamina Patra Niaga kurang tegas dalam pengawasan distribusi gas elpiji 3 kg.
“Wajar enggak sih, Bang? Harga gas di pengecer bisa dua kali lipat dari harga resmi. Giliran beli di pangkalan, sering kosong atau harus antre lama. Bahkan, saat sudah di depan antrean, gasnya habis,” ujarnya dengan nada kecewa, Sabtu (23/03/25).
Ia menduga ada permainan di tingkat agen atau pangkalan yang sengaja menyalurkan gas ke pengecer demi keuntungan lebih besar.
“Secara logika, gas ini enggak mungkin jatuh dari langit ke tangan pengecer kalau bukan disuplai oleh oknum agen atau pangkalan nakal. Tapi, meskipun banyak warga mengeluh di media sosial, pemerintah seolah diam. Apakah kami harus mengadu ke admin Gerindra Pusat dulu biar ada tindakan?” tandasnya.
Hingga berita ini diterbitkan, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Lampung, Febrizal Levi Sukmana, belum memberikan tanggapan meski telah dihubungi melalui pesan WhatsApp. Awak media juga masih berupaya mengonfirmasi Gubernur Lampung, Ahmad Mirzani Djausal. (Red)





