Gedung SDN Handuyang Ratu yang Berdinding Jerami Beralas Tanah Mulai Diperbaiki

Wakil Bupati Lampung Utara, Ardian Saputra, meletakan batu pertama pembangunan SDN 01 Handuyang Ratu/Istimewa

KOTABUMI – Wakil Bupati Lampung Utara, Ardian Saputra, meletakan batu pertama pembangunan SDN 01 Handuyang Ratu, di Kecamatan Bungamayang, Rabu (16/11/2022).

Pembangunan ini sebagai bentuk komitmen Pemerintah Kabupaten Lampung Utara, dalam memberikan fasilitas ruang kelas.

Bacaan Lainnya

Ardian menjelaskan, proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik ketika didukung dengan sarana prasarana yang memadai.

Untuk memastikan anak-anak bisa mendapatkan ilmu dibangku sekolah, kata dia, pemerintah daerah berusaha semaksimal mungkin agar pembangunan ruang kelas SDN 01 Handuyang Ratu terlaksana tahun ini.

Baca Juga  Targetkan 7 Kursi, Partai Golkar Lambar Daftarkan 35 Bacaleg Ke KPU

“Jadi, anak-anak disini bisa belajar dengan nyaman tidak seperti waktu lalu. Ahamdulillah, akhirnya upaya yang telah kita lakukan terwujud, kemungkinan di bulan Desember pembangunan SDN 01 Handuyang Ratu sudah selesai dan para peserta hingga tenaga pendidik bisa merasakan manfaatnya,” kata dia.

Ia juga turut mengapresiasi insan pers yang telah memberitahukan kepada pemerintah daerah mengenai kondisi SDN 01 Handuyang Ratu, sehingga pembangunan ruang kelas yang baru terlaksana.

Sementara, Kepala Desa Handuyang Ratu, Hermansyah, dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Lampura dalam mewujudkan pembangunan sekolah yang layak bagi generasi penerus bangsa.

“Saya mewakili masyarakat Handuyang Ratu mengucapkan terima kasih kepada pemerintah atas dukungannya pembangunan SDN 01 Handuyang Ratu bisa terwujud, ” tuturnya.

Baca Juga  Escape to the Caribbean for Stress-Free Holidays

Untuk diketahui, kondisi SDN Haduyang Ratu, Kecamatan Bungamayang, sangat memprihatinkan dan terkesan jauh dari kata layak.

Berdasarkan pantauan, para murid dari kelas 1 hingga 6 menjalani kegiatan belajar mengajar (KBM) di empat ruangan yang sebelumnya bekas kantor balai dusun desa setempat.

Bahkan untuk atapnya, pihak sekolah menggunakan terpal untuk menutupi para siswa dari panasnya matahari.

Tida ada fasilitas lain seperti kamar mandi maupun sumur. Bahkan, saat menunggu giliran mengajar, para guru terpaksa berteduh di bawah pohon karena tidak memiliki ruangan.(RED/*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan