Lampung Barat – Petani kakao di Pekon (Desa) Sumber Agung Kecamatan Suoh Kabupaten Lampung Barat mengeluh, pasalnya sudah dua pekan terakhir harga biji Kakao kering menurun.
Hal ini sangat berpengaruh terhadap pendapatan petani di tengah harga pupuk yang terus melambung.
Salah satu petani setempat Nugroho Adi mengatakan, sejak dua pekan terakhir harga biji kakau kering di tingkat petani ke pengepul, Rp60.000/kg padahal sebelumnya harga kakao menyentuh Rp80.000/kg.
“Penurunan ini sangat terasa, walaupun tidak bisa berbuat apa-apa, terlebih untuk mendapatkan hasil panen melimpah cukup sulit karena faktor cuaca, ditambah untuk mendapatkan pupuk subsidi cukup sulit,” ujarnya, Rabu (5/2/2025).
Nugroho Adi mempertanyakan, mengapa dalam dua pekan terakhir ini harga kakao terus menurun, padahal akhir tahun 2024 lalu harga sempat berkisar Rp 80.000 perkilogram.
Ia mengatakan, para petani Desa Sumber Agung dan sekitarnya, berharap pemerintah atau pihak berwenang supaya mengontrol harga pasar kakao.
Sementara itu, Roni selaku tengkulak kakao mengungkapkan “Kami harus menyerap kerugian karna harga jual yang lebih rendah, kami berharap pemerintah dapat memberikan dukungan harga yang lebih baik dan stabil,” ujarnya.
Menurutnya, Kakau adalah harapan besar bagi petani terutama masyarakat Desa Sumber Agung, Kecamatan Suoh, karna hasil dan harga komoditi pertanian menentukan kesejahteraan hidup masyarakat.
“Kalau untuk harapan kedepannya sih pengen harganya tetep stabil dan kalo bisa jangan di persulit lah pupuk subsidi untuk petani kasian masyarakat,” pungkasnya. (arya/rifa’i)