Hati-hati, Gunung Anak Krakatau Meletus Lagi

Hati-hati, Gunung Anak Krakatau Meletus Lagi
Gunung Anak Krakatau. Foto Istimewa

Kalianda – Gunung Merapi mendadak meletus, setelah sebelumnya -selama dua hari- diwarnai oleh dentuman erupsi. Gunung Anak Krakatau (GAK) di perairan Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, pun begitu.

Sejak pekan lalu hingga Minggu dan Senin (3-4/12/2023) kemarin, erupsi GAK tak kunjung berhenti. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan, erupsi terjadi pada Senin, 4 Desember 2023, sekitar pukul 02.42 Wib.

Bacaan Lainnya

Dari lketusan tersebut, Anak Krakatau meluncurkan abu vulkanik setinggi 1.000 hingga 1.500 meter dari puncak gunung api. Erupsi terekam pada alat ukur seismogram, dengan amplitudo maksimum 70 milimeter dan durasi lebih kurang 2 menit 16 detik. Kolom abu teramati berwarna hitam, dengan intensitas tebal condong ke arah barat laut.

Baca Juga  Polres Pringsewu Kawal Distribusi Logistik Pilkada Serentak 2024 Dari PPK ke PPS dan TPS

Kepala Pos Pantau Gunung Anak Krakatau di Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Andi Suardi, Senin mengatakan Gunung Anak Krakatau kini berada pada status level III atau siaga.

PVMBG merekomendasikan masyarakat untuk tidak mendekati Gunung Anak Krakatau atau beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah aktif. Ia mengatakan pemukiman terdekat dari Gunung Anak Krakatau terdapat di Pulau Sebesi yang berjarak 16,5 kilometer.

Andi mengimbau masyarakat dan nelayan untuk tidak mendekati kawasan Gunung Anak Krakatau pada radius 5 kilometer. “Saat ini Gunung Anak Krakatau berada pada level III, siaga, dengan rekomendasi masyarakat, nelayan, pendaki gunung, tidak mendekati gunung dengan radius lima kilometer,” katanya.

Baca Juga  Letusan GAK tak Pengaruhi Gelombang Selat Sunda

Sejak kelahiran Gunung Anak Krakatau pada Juni 1927 hingga saat ini, erupsi berulang kali terjadi, sehingga Gunung Anak Krakatau tumbuh semakin besar dan tinggi.

Karakter letusan Gunung Anak Krakatau berupa erupsi eksplosif dan erupsi efusif dengan waktu istirahat letusan nya berkisar antara satu sampai enam tahun.

Diinformasikan pula, bahwa letusan Senin dini hari itu terjadi sebanyak empat kali. Semburan wedus gembel mencapai 500 meter di atas puncak, lalu naik menjadi 1.500 meter, hingga kemudian perlahan menurun hingga ketinggian 1.000 meter.

Letusan kedua terjadi sekitar pukul 02.42 Wib, dan berlangsung selama 2 menit 16 detik. Empat jam kemudian, sekitar pukul 06.23 Wib, terjadi lagi letusan ketiga. Selanjutnya, memasuki sekitar pukul 09.56 Wib, letusan keempat terdengar lagi selama 43 detik.(*)

Pos terkait