Lampung Utara – Polemik kelangkaan gas elpiji 3 kilogram serta meroketnya harga gas di Kabupaten Lampung Utara selama bulan Ramadan hingga Idulfitri menjadi sorotan publik. Banyak masyarakat mempertanyakan peran serta Hiswana Patra Niaga Kabupaten Lampung Utara dalam persoalan ini.
Pertanyaan tersebut muncul karena Hiswana seharusnya dapat menunjukkan komitmennya sesuai visi dan misi Hiswana Migas, yang antara lain:
Memprioritaskan kebutuhan masyarakat konsumen dengan menghindari tindakan tercela dalam bisnis ritel BBM dan non-BBM.
Melayani kebutuhan masyarakat akan BBM dan non-BBM hingga ke daerah-daerah terpencil.
Menciptakan budaya bersih, transparan, dan mematuhi seluruh regulasi dalam bidang pemasaran BBM di dalam wadah Hiswana Migas.
Namun, dari poin-poin tersebut, publik mempertanyakan keseriusan Hiswana Migas Lampung Utara. Dugaan ketidakseriusan muncul terkait pengawalan penyaluran gas elpiji 3 kilogram agar tepat sasaran kepada masyarakat miskin (tidak mampu).
Beberapa temuan di lapangan menunjukkan adanya oknum pangkalan nakal yang menjual gas di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) kepada masyarakat. Selain itu, ditemukan juga pangkalan yang terang-terangan menjual langsung kepada pengecer dalam jumlah besar, bahkan dengan mengantarkan menggunakan mobil pada malam hari.
Saat awak media mencoba mengonfirmasi langsung kepada Ketua Hiswana Migas Kabupaten Lampung Utara, Silaen, melalui pesan singkat WhatsApp di nomor 08136907xxxx, yang bersangkutan tidak memberikan jawaban. Pesan awak media hanya dibaca tanpa ada balasan.
Sampai berita ini diterbitkan, awak media masih berupaya menghubungi Hiswana Migas Provinsi Lampung dan Hiswana Migas Pusat untuk meminta keterangan lebih lanjut.
(*/Red)