Lampung Barat, – Jelang Peresmian Pasar Tematik yang akan diselenggarakan Pada Sabtu (14/6/2025) mendatang, tumpukan sampah menjadi pemandangan tak sedap di jantung kota liwa.
Pemandangan tak sedap di Bundaran Tugu Liwa, jantung Kota Liwa itu, di khawatirkan akan menjadi citra buruk bagi Kabupaten Lampung Barat, pasalnya dari informasi yang di himpun, Peresmian Pasar Tematik akan di hadiri Gubernur dan Wakil Gubernur Hingga Dirjen Perdagangan.
Beberapa masyarakat sekitar Pasar Liwa menyayangkan terjadinya sampah-sampah yang berserakan di bahu jalan hingga menggunung, sehingga menciptakan kesan kumuh dan menimbulkan bau menyengat yang menusuk hidung.
Kondisi ini jelas terlihat oleh setiap pengendara yang melintas di bundaran ikonik tersebut, yang dikenal sebagai salah satu ikon kebanggaan Kota Liwa, Kota Berbunga.
Keberadaan sampah yang dibiarkan menumpuk tak hanya mengganggu estetika kota, tetapi juga menciptakan ketidaknyamanan bagi masyarakat sekitar maupun pengunjung yang melintas.
“Iya, Mas, sampah ini emang setiap hari ada di sini, nggak pernah dibersihin,” keluh seorang warga Pasar Liwa yang enggan di sebutkan namanya.
Warga tersebut mengungkapkan bahwa selain merusak pemandangan, bau busuk dari sampah yang membusuk membuat warga enggan berlama-lama di sekitar bundaran.
“Jarang dibersihin sampai bau begini, Mas. Nggak nyaman banget,” tambahnya dengan nada kesal, Kamis (12/06/2025).
Keluhan serupa juga datang dari warga yang tinggal dan beraktivitas di sekitar Lapangan Merdeka, yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Bundaran Tugu Liwa.
“Ada juga tumpukan sampah kayak gini di perlintasan menuju Lapangan Merdeka. Udah numpuk dan baunya makin parah,” ungkap seorang pemilik warung di area tersebut.
Seorang karyawan optik yang bekerja di kawasan tersebut mengaku frustrasi dengan situasi yang tak kunjung membaik ini.
“Ini setiap hari begini, Bang, Sampah jarang banget diangkut, paling dua minggu sekali, kadang sebulan baru dibersihin,” keluhnya saat diwawancarai di depan toko tempat ia bekerja.
Persoalan sampah di pusat Kota Liwa bukanlah hal baru, Masalah ini telah berulang kali dikeluhkan masyarakat namun tak kunjung mendapat perhatian serius.
Tumpukan sampah di berbagai titik membuat warga bertanya-tanya soal efektivitas pengelolaan sampah oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lampung Barat.
“Kalau dibiarkan terus, bukan cuma bau, tapi bisa jadi sumber penyakit,” kata seorang pedagang kaki lima di sekitar bundaran.
Beberapa warga juga menuding lemahnya pengawasan dan tidak adanya sanksi tegas sebagai penyebab persoalan ini terus berlarut-larut.
Tak hanya warga sekitar, para pengendara yang melintas pun mengaku terganggu, terutama saat angin membawa sampah ke badan jalan.
“Kadang sampahnya terbawa angin sampai ke tengah jalan, bahaya buat pengendara,” ujar seorang warga yang berjualan di sekitaran tugu Liwa
Pemandangan kumuh akibat sampah yang menumpuk jelas mencoreng citra Liwa sebagai kota yang dikenal dengan julukan Kota Berbunga.
“Jika tidak segera ditangani, persoalan ini dikhawatirkan berdampak serius pada kesehatan masyarakat, apalagi kabarnya sebentar lagi lampung barat akan mengadan hajat besar yaitu peresmian Pasar tematik kalau di biarkan kan akan bikin malu kita,” ungkapnya.
Saat dikonfirmasi, Kepala DLH Lampung Barat, Muhammad Henry Faisal, mengaku tengah mendampingi kunjungan kerja (kungker) Bupati Lampung Barat.
“Langsung ke Kabid-nya, saya lagi dampingi kungker Pak Bupati,” ujarnya melalui pesan WhatsApp, Kamis (12/06/2025).
Namun hingga berita ini diturunkan, konfirmasi yang diajukan ke Kepala Bidang (Kabid) DLH, Fikri, melalui pesan WhatsApp pada pukul 12.29 WIB, belum mendapat tanggapan. (Arya/Fai)