Kontribusi AWPI untuk lingkungan dan ekonomi selaras dengan harapan Preesiden Jokowi yang telah meresmikan pabrik percontohan minyak makan merah, Pagar Merbau, di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra Utara. Langkah ini menandai tonggak sejarah dalam industri kelapa sawit nasional dan pemberdayaan petani
Bandarlampung – Dalam mendukung produksi dalam negeri pemerintah terus memberikan apresiasi langkah swasta dalam membangun pabrik-pabrik percontohan.
Salah satunya adalah langkah PT Cahya Bagus Mandiri (CBM) yang berhasil mendirikan pabrik Crude Palm Oil (CPO) di Provinsi Lampung.
Pabrik ini bukan hanya sebuah investasi bisnis semata, melainkan juga sebuah langkah strategis dalam mendukung program pembangunan nasional, khususnya dalam sektor pertanian dan industri.
Sebagai bagian dari program Trisula Sakti, pabrik ini menjadi salah satu proyek unggulan yang diintegrasikan dalam upaya pemberdayaan petani kelapa sawit.
Ketua Umum DPP AWPI, Hengki Ahmad Jazuli, menyampaikan bahwa pendirian pabrik ini adalah wujud nyata dari kontribusi AWPI dalam sektor pendidikan, perlindungan hukum, dan koperasi.
Dengan menjalankan proyek ini, AWPI berharap dapat menggerakkan roda organisasi dan memperkuat struktur organisasi mereka.
“Pabrik ini berada di bawah naungan Departemen Koperasi DPP AWPI, dengan tujuan untuk menggerakkan roda organisasi dan memperkuat struktur organisasi kami,” ungkap Hengki Ahmad Jazuli, Kamis (14/3/2024).
Sementara, Miko, pemilik PT CBM, menjelaskan bahwa proses pendirian pabrik telah memenuhi semua persyaratan dan standar operasional prosedur (SOP).
Selain itu, perusahaan juga telah memperhatikan dampak lingkungan terhadap masyarakat sekitar dengan melakukan uji coba dan mendapatkan izin Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL).
Proses ini juga melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat sekitar melalui sosialisasi dan konsultasi dengan perangkat desa.
Pendekatan partisipatif ini tidak hanya menjadi bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat, tetapi juga sebagai langkah strategis dalam membangun hubungan yang harmonis antara perusahaan dan komunitas lokal.
“Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Jokowi yang menekankan pentingnya pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan nasional,” ungkap Miko.
Dalam konteks pembangunan nasional, pembukaan pabrik CPO oleh PT Cahya Bagus Mandiri menjadi sebuah titik terang dalam upaya hilirisasi komoditas.
Dengan menghasilkan produk jadi seperti minyak makan merah, nilai tambah produksi kelapa sawit dapat ditingkatkan secara signifikan.
Keberhasilan PT CBM dalam mendirikan pabrik ini menjadi sebuah teladan bagi perusahaan lain dalam menyelaraskan kegiatan bisnisnya dengan upaya pembangunan nasional.
Selain itu, pengakuan dan apresiasi dari Presiden Jokowi juga menjadi dorongan positif bagi perusahaan dan organisasi seperti AWPI untuk terus berkontribusi dalam pembangunan bangsa.
Pembukaan pabrik CPO ini bukan hanya tentang memproduksi minyak, tetapi juga tentang membangun keberlanjutan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia.
“Melalui kerja nyata dan komitmen bersama, kita dapat mewujudkan visi pembangunan yang lebih baik bagi generasi mendatang,” tandasnya.
Minyak Makan Merah
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo secara resmi meresmikan pabrik percontohan minyak makan merah, Pagar Merbau, di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra Utara, pada Kamis (14/3/2024).
“Kita ingin nilai tambah itu ada di dalam negeri. Oleh sebab itu, kita bangun pabrik minyak makan merah, ini yang pertama kali dan ini kita harapkan dapat memberikan nilai tambah yang baik bagi para petani sawit, utamanya yang sudah dalam bentuk koperasi. Jadi, harga TBS (tandan buah segar) tidak naik dan turun karena di sini semuanya diolah menjadi barang jadi yaitu minyak makan merah,” kata Presiden Jokowi.
Minyak makan merah memiliki keunggulan harga yang lebih kompetitif dibandingkan minyak goreng pada umumnya, serta kandungan vitamin A dan E yang tetap terjaga.
Hal ini menjadikan produk ini tidak hanya sehat tetapi juga ekonomis bagi masyarakat.
“Minyak makan merah ini beda. Lebih enak dan dicek gizinya lebih baik,” jelasnya.
Pabrik dengan kapasitas produksi 10 ton CPO (crude palm oil) per hari ini diharapkan dapat menghasilkan sekitar 7 ton minyak makan merah setiap hari.
Presiden juga mengajak masyarakat untuk menggunakan produk dalam negeri ini sebagai langkah mendukung pemasaran dan konsumsi produk yang berkelanjutan.
“Jadi yang hadir di sini, pakai. Saya nanti mau beli mau nyoba juga. Jadi semuanya kalau beli, artinya pemasarannya tidak usah ke mana-mana,” imbuhnya.
Pembukaan pabrik ini juga merupakan bagian dari upaya hilirisasi, yaitu proses peningkatan nilai tambah komoditas melalui pengolahan menjadi produk jadi.
“Jangan jual TBS, jangan jual CPO, kalau bisa jadikan barang-barang jadi seperti ini. Ini bagus sekali,” tegas Presiden.(*/AWPI)