BANDAR LAMPUNG — Provinsi Lampung kembali mencatat prestasi ekonomi membanggakan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per 1 Oktober 2025, Lampung menempati peringkat keempat nasional sebagai provinsi dengan inflasi terendah secara year-on-year (yoy), yakni sebesar 1,17 persen. Angka ini jauh di bawah target nasional 1,5–3,5 persen dan menjadi bukti keberhasilan daerah dalam menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok.
Data tersebut disampaikan Menteri Dalam Negeri RI Tito Karnavian dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2025 yang diikuti Pemerintah Provinsi Lampung secara virtual. Dalam arahannya, Tito menyoroti pentingnya pengendalian harga komoditas pangan yang menjadi penyumbang utama inflasi.
“Kita semua, terutama daerah dengan inflasi tinggi, perlu memikirkan bagaimana penyumbang inflasi seperti cabai merah bisa diatasi, produksinya bertambah dan distribusinya lancar,” ujar Tito. Ia menambahkan, “Daging ayam ras boleh naik untuk melindungi peternak, tapi jangan sampai kenaikannya tidak terkendali.”
Tito juga menekankan perlunya menciptakan alternatif investasi agar masyarakat tidak hanya mengandalkan emas, tetapi juga menaruh kepercayaan pada sektor lain seperti tabungan dan investasi produktif.
Sementara itu, Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan bahwa Lampung termasuk dalam 21 provinsi yang mengalami penurunan Indeks Perkembangan Harga (IPH) pada minggu kedua Oktober 2025, dengan penurunan sebesar -0,04 persen. “Penurunan harga beras, bawang merah, dan cabai rawit menjadi faktor utama turunnya IPH di sejumlah daerah, termasuk Lampung,” jelasnya.





