Bandarlampung – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan ‘Peringatan Dini’ cuaca ekstrim yang diprakirakan bakal melanda mayoritas wilayah Indonesia, termasuk Lampung.
“Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrim (puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es dan lain-lain) dan dampak yang dapat ditimbulkannya,” demikian keterangan BMKG dalam rilis Prospek Cuaca Semingu Kedepan, 6-12 Februari 2024, Selasa (6/2/2024).
Disebutkan bahwa, sejumlah kabupaten kota masuk kategori potensi banjir tinggi di saat cuaca terjadi ekstrim.
Tak hanya itu, BMKG juga menyebut adanya ancaman tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan juga jalan licin.
Untuk wilayah Lampung, serta sejumlah daerah lain di Sumatera, terdapat beberapa daerah rawan banjir kategori tinggi, mulai 7 hingga 12 Februari 2024.
Bahkan, BMKG menyebut, sejumlah daerah tersebut berada dalam kategori Waspada bencana.
“Waspada terhadap bencana hidrometeorologi, dampak dari potensi hujan lebat,” tulis BMKG dalam akun Instagram resminya, Selasa (6/2/2024).
Memasuki periode 8 – 9 Februari, pun wilayah Lampung masih berada dalam wilayah Waspada.
Selanjutnya, 10-12 Februari, predikat Waspada masih melekat di wilayah Lampung bersama beberapa daerah lain di Indonesia.
Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyatakan jika BMKG berupaya terus memperkuat Sistem Peringatan Dini Multibahaya Geo-Hidrometeorologi yang telah beroperasi sejak tahun 2008 lalu, khususnya untuk Peringatan Dini Tsunami dan Cuaca Ekstrem ataupun Badai Tropis.
Dwikorita menyebut, sistem tersebut terus dikembangkan dan diperkuat dengan super komputer, kecerdasan artifisial (artificial intelligence), internet of things dan big data, serta diiringi program pengembangan SDM unggul berkelas dunia.
“Hal ini dilakukan, agar sistem informasi yang dihasilkan BMKG jauh lebih handal, dan Peringatan Dini yang disebarluaskan jauh lebih cepat, tepat, akurat dan luas jangkauannya,” ungkap Dwikorita.
Mulai tahun 2022, dijelaskannya, melalui Project Indonesia Disaster Resilience Initiative (IDRIP) yang didanai oleh World Bank, BMKG menargetkan pada 2026 ke depan Peringatan Dini Tsunami dapat disebarluaskan dalam waktu tiga menit setelah terjadi gempa bumi.
Sedangkan peringatan dini cuaca ekstrem, ditargetkan dapat disebarluaskan dalam waktu sepekan, tiga hari, hingga tiga jam sebelum kejadian.
“Sementara peringatan dini anomali Iklim, disebarluaskan dalam waktu enam bulan sebelum kejadian, dengan akurasi 90 persen,” terangnya.(*)