BANDAR LAMPUNG – Mengapa bawa-bawa gas air mata ke stadion sepakbola. Apakah ini karena ketidaktahuan petugas, atau disengaja. Siapa yang memerintahkannya?
Aparat kepolisian menembakan gas air mata ke arah tribun penonton diĀ setelah laga duel Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022).
Jumlah korban jiwa masih simpang siur. Update terakhir pukul 19.38 wib, seperti disampaikan Kapolri Jenderal Listyo Sigit memastikan korban tewas dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang sebanyak 125 orang.
Data ini terverifikasi dengan Dinkes Malang. Namun sumber lain dari berbagai media melaporkan korban lebih banyak lagi.
Dalam Regulasi FIFA soal Keselamatan dan Keamanan Stadion, FIFA menyebutkan penggunaan gas air mata atau gas pengendali massa dilarang.
Akan tetapi kenyataan di lapangan berbeda dengan regulasi FIFA yang semestinya dipegang penuh PSSI, penyelenggara kompetisi, klub, hingga panitia penyelenggara.
Larangan FIFA soal penggunaan gas air mata itu tertuang pada Bab III tentang Stewards, pasal 19 soal Steward di pinggir lapangan.
“Dilarang membawa atau menggunakan senjata api atau gas pengendali massa,” tulis regulasi FIFA tersebut.
Penggunaan gas air mata oleh polisi yang ditembakkan ke tribune penonton itu pun jadi pertanyaan besar bagi netizen.
“Padahal udah jelas, regulasi dari FIFA penggunaan gas air mata di stadion itu dilarang. Kok yo bisa-bisanya gunain itu di stadion dengan masa banyak dan pintu keluar yang kecil,” tulis salah satu netizen di Twitter.
“Ini tear gas udah dibanned FIFA tapi kok polisi gak tau apa gimana?” warganet lain menimpali.
“Membawa gas air mata ke dalam stadion aja udah dilarang sama FIFA, ini malah ditembakin.”
Sementara itu Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta mengatakan pihaknya melakukan penembakan gas air mata tersebut dilakukan karena para pendukung Arema yang tidak puas dan turun ke lapangan itu telah melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial.
“Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen,” kata Nico dikutip dari Antara.
Duta Besar Inggris dan Duta Besar Rusia untuk Indonesia menyampaikan belasungkawa atas tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, usai pertandingan sepak bola antara Arema FC dan Persebaya Surabaya.
“Turut berduka cita atas jatuhnya korban jiwa dalam insiden yang terjadi di pertandingan sepak bola di Malang. Doa kami menyertai keluarga para korban,” kata Dubes Inggris untuk Indonesia Owen Jenkins di akun @Owen Jenkins di Twitter, Jakarta, Minggu (2/10/2022).
Dubes Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva juga menyampaikan ucapan dukacita atas tragedi tersebut.
Sementara Gianni Infantino, Presiden FIFA mengucapkan duka cita mendalam terhadap Tragedi Kanjuruhan. Baginya tragedi itu jadi hari yang gelap di sepakbola.
FIFA sebagai induk sepakbola dunia memberi perhatian kepada Tragedi Kanjuruhan.
Dilansir dari situs resmi FIFA, Gianni Infantino selaku Presiden FIFA mengucapkan belasungkawa. Gianni begitu terpukul mendengar tragedi yang telan banyak korban jiwa pada Tragedi Kanjuruhan.
“Dunia sepakbola sedang shock menyusul insiden tragis yang terjadi di Indonesia pada akhir pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan,” ujarnya.
“Ini adalah hari yang gelap bagi semua yang terlibat dalam sepak bola dan sebuah tragedi memilukan,” tambahnya.
“Saya menyampaikan belasungkawa terdalam saya kepada keluarga dan teman-teman para korban yang kehilangan nyawa setelah insiden tragis ini. Bersama FIFA dan komunitas sepakbola global, semua pikiran dan doa kami bersama para korban, mereka yang telah menjadi korban, mereka yang terluka, bersama rakyat Republik Indonesia, Konfederasi Sepak Bola Asia, Persatuan Sepak Bola Indonesia, dan Liga Sepak Bola Indonesia pada situasi yang sulit ini,” tutupnya.(DBS/IWA)