PAMSIMAS Desa Kalirejo Tak Berguna: Air Tak Mengalir Sampai Paralon Utama

Pembangunan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) reguler di Desa Kalirejo, Way Ratai tidak memberikan keuntungan bagi warga desa.

Pesawaran – Pembangunan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) reguler di Desa Kalirejo, Way Ratai tidak memberikan keuntungan bagi warga desa. Hal ini sudah lama dikeluhkan warga, namun sampai hari ini air tak kunjung mengalir sehingga keberadaan PAMSIMAS sama sekali tak ada manfaatnya bagi warga setempat.

Investigasi yang dilakukan media ini pada Minggu (4/6/2023) menemukan fakta: air tidak mengalir hingga diujung paralon utama.

Bacaan Lainnya

Diketahui pembangunan PAMSIMAS di desa itu dimotori oleh PUPERKIM Pesawaran dan mulai dibangun 2021-2022.

Patut diduga, pembangunan PAMSIMAS ini telah merugikan negara hingga ratusan juta rupiah.

Sejak awal PAMSIMAS sepanjang 2 kilometer dari mata air tidak mengalirkan air dan terkesan dibiarkan sampai kini.

Seorang warga mengaku heran dan mempertanyakan mengapa pembangunan yang asal-asalan tersebut dibiarkan tanpa pertanggungjawaban.

“Parah, kok PKK PU PERKIM menganggap pembangunannya sudah selesai/PHO,” ujar seorang warga, Minggu (4/6/23).

Saat dikonfirmasi di Balai Desa Kalirejo, ketua Kelompok Masyarakat (POKMAS) Ali menjelaskan, awalnya mereka mengajukan progam PAMSIMAS sepanjang 7 kilometer. Namun terealisasi 2 kilometer, sehingga tidak sampai dari perkampungan warga Desa Kalirejo.

Baca Juga  Jelang Nataru M. Firsada Lakukan Pemantauan Harga dan Ketersediaan Bahan Pokok

Ali menjelaskan, dirinya bersama tim Pokmas sudah bekerja maksimal, bahkan ia mengaku merugi lantaran pengerjaannya dikerjakan sendiri bersama tim Pokmas.

Bendahara Pokmas dan Ketua Pokmas yang ditemui di Balai Desa menjelaskan, bahwa awalnya sumber mata air berada dekat perkampungan, namun setelah disurvey debet air tidak mencukupi, sehingga dialihkan ke atas pegunungan dengan harapan debet air cukup untuk mengalir ke perkampungan warga sampai 7 kilometer.

Dilaporkan pula bahwa anggaran pembangunan PAMSIMAS di desa itu sangat minim, hanya Rp270 juta saja di tambah 20 persen anggaran Dana Desa Wates (saat pembangunan PAMSIMAS desa ini masih dibawah naungan Desa Wates).

“Kami sudah bekerja semaksimal mungkin, banyak yang sudah kami korbankan untuk kegiatan ini, walau hingga saat ini air belum mengalir, itu semua karena anggaran yang tidak cukup” tukas ketua dan bendahara satu suara.

Pokmas Kalirejo berharap pembangunan PAMSIMAS di desa itu bisa mendapatkan anggaran lanjutan, hingga dua sampai tiga tahap pembangun.

Baca Juga  STIE Ragam Tunas Lampung Buka Tiga Jalur Penerimaan Mahasiswa Baru 2025

“Di desa kami hanya sekali dapat anggaran, beda dengan di desa lain bisa mendapatkan dua sampai tiga kali anggaran dari Pemkab Pesawaran/PUPERKIM,” ujar bendahara dan ketua Pokmas kompak.

 

Hingga berita ini diterbitkan belum ada klarifikasi dari PUPERKIM Pesawaran.

Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat, atau dikenal dengan sebutan PAMSIMAS, merupakan platform pembangunan air minum dan sanitasi perdesaan yang dilaksanakan dengan pendekatan berbasis masyarakat.

Program PAMSIMAS I (2008-2012) dan PAMSIMAS II (2013-2015), telah berhasil menambah akses air minum aman bagi 10,4 juta jiwa dan akses sanitasi layak bagi 10,4 juta jiwa di lebih dari 12.000 desa/kelurahan yang tersebar di 233 kabupaten/kota di 32 provinsi di Indonesia.

Saat ini Program PAMSIMAS memasuki fase ketiga (PAMSIMAS III) yang dilaksanakan pada kurun waktu 2016-2020, dan akan menyasar 15.000 desa sasaran baru serta mengelola keberlanjuran program di hampir lebih dari 27.000 desa peserta PAMSIMAS di seluruh Indonesia.

(MDS).

Pos terkait