Bakauheni – Paramitha Amelia, calon legislatif dari Partai Amanat Nasional (PAN), menggelar kampanye yang unik dan meriah di Kecamatan Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan, pada Sabtu (6/1/2024).
Kampanye ini berlangsung di lima titik berbeda yang mencakup dusun satu hingga dusun lima di Desa Bakauheni.
Kegiatan kampanye yang dijalankan oleh caleg DPRD Lampung Selatan untuk Dapil 3 (meliputi Kecamatan Penengahan, Bakauheni, Ketapang, dan Sragi) ini disambut dengan antusias oleh para simpatisan.
Mereka menyambut kedatangan Paramitha dengan nyanyian khusus dari PAN, menciptakan suasana yang gembira dan hangat.
Menurut Paramitha, kampanye tidak selalu harus diisi dengan janji-janji politik yang monoton.
“Kampanye juga bisa dilakukan dengan riang gembira untuk menghibur masyarakat, bernyanyi bersama, serta saling mengenal lebih dekat,” ujar Paramitha dalam sambutannya.
Lebih lanjut, Paramitha menyatakan komitmennya untuk memprioritaskan bantuan hukum bagi masyarakat yang membutuhkan pendampingan.
Ini menunjukkan komitmennya tidak hanya dalam aspek politik namun juga dalam aspek hukum dan keadilan sosial.
Dalam kampanye ini, Paramitha juga mengambil kesempatan untuk memperkenalkan caleg DPR RI, Putri Zulkifli Hasan, dan HM Hazizi, caleg DPRD Provinsi.
“Alhamdulillah, hari ini saya berkesempatan menyapa masyarakat dalam kampanye damai dan riang gembira di wilayah Kecamatan Bakauheni,” kata Paramitha, menegaskan nuansa positif dari kampanye tersebut.
Paramitha berharap, dengan interaksi langsung ini, ia dapat membangun simpati dan hubungan yang lebih dekat dengan masyarakat.
Di akhir acara, caleg yang dikenal cantik ini menutup kampanye dengan membacakan pantun yang menyenangkan.
“Jalan-jalan ke Jakarta jangan lupa membeli ketupat, Kalau ada Paramita jangan lupa coblos no 4,” kata dia.
Kegiatan kampanye Paramitha Amelia ini menjadi contoh bagaimana kampanye politik dapat dijalankan dengan cara yang berbeda, mengedepankan interaksi langsung dan kegembiraan bersama masyarakat, yang jarang terlihat dalam praktik kampanye politik tradisional.(*)