SUKOHARJO – Sebagai upaya menjaga kestabilan harga sekaligus persediaan cabai di Kabupaten Pringsewu, pemerintah setempat mencanangkan Gerakan Serentak Tanam Cabai (Gertam Cabai). Gerakan ini sekaligus dalam rangka mengendalikan inflasi.
Pj Bupati Pringsewu Adi Erlansyah, Pringsewu merupakan salah satu daerah di Provinsi Lampung yang menghasilkan produksi cabai cukup tinggi.
“Pada 2021 hasil produksi cabai besar mencapai 33.728 kwintal dan cabai rawit 6.304 kwintal. Sedangkan luas tanaman cabai besar pada 2021 mencapai 605,25 hektar, luas tanaman cabai rawit 88,9 hektar,” jelas dia, usai melakukan penanaman cabai di KWT Bougenville, Pekon Sukoharjo I, Kecamatan Sukoharjo, Selasa (29/11/2022).
Salah satu program pemerintah pusat dalam rangka menekan dan mengendalikan inflasi yang diperkirakan akan berdampak buruk pada sektor perekonomian masyarakat adalah Gertam Cabai.
“Gerakan ini sesuai arahan Presiden Jokowi melalui tim pengendalian inflasi nasional, yang meminta seluruh daerah mengendalikan inflasi hingga di bawah 5%,” katanya.
Ia pun mengimbau agar gerakan serentak menanam cabai di setiap kecamatan, dengan memanfaatkan lahan pekarangan yang ada dengan menggunakan polybag terus dilakukan.
“Saya harap dengan adanya Gertam Cabai ini, kita semua dapat mulai mempersiapkan diri mengembangkan komoditas yang memiliki harga tinggi, yang sebenarnya dapat ditanam sendiri, sehingga secara otomatis menghemat pengeluaran belanja,” ujarnya.
Selain cabai, tambahnya, komoditas bawang merah sebetulnya juga menjadi bahan pokok yang menyumbang inflasi daerah.
Pasalnya, dalam kurun beberapa tahun terakhir, Pringsewu sudah mulai mengembangkan komoditas bawang merah, dimana pada 2019 lalu, luas tanaman bawang merah mencapai 31 hektar, pada 2020 luas tanahnya mencapai 38,75 hektar dan pada 2021 luas tanaman bawang merah mencapai 52,4 hektar.
“Dengan peningkatan luas tanam bawang merah ini menunjukkan Pringsewu memiliki potensi pengembangan kawasan bawang merah. Pada 2022 ini hingga november luas tanaman bawang merah mencapai 34,25 hektar. Oleh karena itu mari kita dukung upaya pengembangan komoditas tanaman pertanian yang dapat mempengaruhi inflasi,” ajaknya.(*/HER)