Bandarlampung – Ketegangan terjadi di Pondok Pesantren SMA Al-Quran Malahayati, dengan pimpinan pondok, Marsal Usman, menjadi sorotan atas sikapnya yang dianggap arogan dan tidak sopan.
Kejadian ini terungkap saat Marsal menerima kunjungan dua wartawan dari Haluan Lampung dan Inisiatornews pada Selasa, 30 Januari 2024.
Wartawan yang datang untuk konfirmasi terkait pemecatan siswa pondok berinisial AR, malah disambut dengan marah oleh Marsal.
Sikap serupa juga dialami Ninik Anggreini, orang tua murid lain, yang merasa kecewa dengan perlakuan Marsal saat dipanggil untuk membahas pelanggaran anaknya.
“Saya baru tahu kalau sifat pimpinan pondok ini tidak layak dikatakan seorang pendidik,” ungkap Ninik, Rabu (31/01/2024).
“Saya sangat kecewa dan tidak menyangka jika anak saya dididik oleh orang yang minim sopan santun,” tambahnya.
Inti masalah berkisar pada kasus AR, siswa yang dikeluarkan karena ketahuan menggunakan rokok elektrik.
AR mengaku kecewa karena hanya dirinya yang dikenai sanksi, meski rokok tersebut milik temannya, AF, yang juga menggunakan rokok serupa.
Menurut AR, AF, anak dosen Universitas Malahayati, mendapat perlindungan istimewa dari pengurus pondok.
Kasus ini memicu pertanyaan tentang adanya diskriminasi dan perlakuan tidak adil di pondok tersebut.
Sikap pimpinan pondok ini mendapat sorotan tajam, terutama dalam konteks peran pendidikan dalam membentuk karakter siswa.
Isu ini terus berkembang dan menuntut tanggapan serta tindakan lebih lanjut dari pihak pondok dan otoritas terkait.(Alb)