Bandarlampung – Warga perum Antasari Permai, Kota Bandarlampung, Deki Febriansyah, mengungkapkan kecurigaannya terhadap dua petugas PLN Unit Induk Daerah (UID) Lampung yang diduga menyalahgunakan program penggantian meteran listrik.
Deki menceritakan bahwa pada hari Minggu, 31 Desember, ia didatangi dua petugas PLN yang menawarkan penggantian meteran dan penambahan daya listrik secara gratis.
“Awalnya saya kaget, kenapa harus diganti, apalagi mereka bilang tidak ada biaya,” kata Deki pada Selasa (2/1/2024).
Menurut Deki, kedua petugas tersebut bersikap memaksa, bahkan mengancam akan ada razia Opal jika tidak mengikuti saran penggantian meteran tersebut.
“Saya merasa tidak nyaman, mereka seperti tidak memberikan opsi lain,” tambah Deki.
Deki menolak tawaran tersebut karena khawatir biaya listrik bulanannya akan meningkat jika daya listriknya ditambah.
“Saya tidak perlu penambahan daya. Meteran saya masih baik,” jelasnya.
Deki berharap pihak PLN UID Lampung dapat menertibkan petugas yang melakukan pemaksaan dan memberikan informasi yang jelas terkait program penggantian meteran.
Saat dikonfirmasi, Manajer Humas PT. PLN UID Lampung, Elok, mengklarifikasi bahwa memang ada program penggantian meteran listrik yang rusak atau buram, namun tidak ada program penambahan daya tanpa permintaan dari pelanggan.
“Kami akan menyelidiki kasus ini lebih lanjut dan memastikan semua proses dilakukan sesuai prosedur,” ujar Elok.
Insiden ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan warga Bandarlampung terkait praktik di lapangan yang mungkin menyalahgunakan program PLN.
Pihak PLN UID Lampung telah berjanji untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam menangani masalah ini.(Alb)