GEDONGTATAAN – Ketua Dekranasda Kabupaten Pesawaran, Nanda Indira Dendi, meminta PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Cabang Lampung, tidak hanya memberikan pinjaman modal usaha, tapi turut mendampingi dan memandu nasabah agar sukses dalam mengembangkan usaha.
Hal itu ia sampaikan saat menghadiri kegiatan program tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL) oleh PT PNM Cabang Lampung, di Galeri Tapis Desa Negeri Katon, Kecamatan Negeri Katon, pada Rabu (7/12/2022).
Nanda menyampaikan, bahwa program TJSL dari PNM Cabang Lampung, merupakan komitmen terhadap pembangunan yang berkelanjutan dengan memberikan manfaat pada ekonomi, sosial, lingkungan serta hukum dan tata kelola dengan prinsip yang lebih terintegrasi, terarah, serta terukur, serta dapat dipertanggungjawabkan.
Hal ini menurut dia, karena PNM adalah bagian holding ultra mikro Indonesia yang berbisnis di bidang pembiayaan mikro, dengan visi dan misi untuk memberdayakan dan mengembangkan UMKM.
Program pemberdayaan tersebut dilakukan melalui penyelengaraan jasa pembiayaan dan jasa manajemen, sebagai aplikasi dari strategi pemerintah untuk memajukan UMKM, guna menunjang pertumbuhan pengusaha-pengusaha baru yang mempunyai prospek usaha dan mampu menciptakan lapangan kerja.
“Hal ini sangat berkaitan dengan Kampung Madani yang merupakan program untuk mendorong potensi lokal desa agar dapat dikembangkan secara mandiri dan dikenal oleh masyarakat luas,” papar dia.
Pihaknya juga mengaku bersyukur sekaligus bangga karena Kabupaten Pesawaran dianugerahi berbagai potensi yang sangat besar untuk dikembangkan.
Saat ini Kabupaten Pesawaran memiliki 17 sub sektor ekonomi kreatif (Ekraf). Dari 17 sub sektor tersebut saat ini terdapat 6 sub sektor yang aktif dan berjalan yaitu sub sektor musik, film, kuliner, fashion, dan Kriya.
“Cukup banyak hasil karya dari para pelaku ekonomi kreatif salah satunya adalah sulam jelujur dan kain tapis,” kata dia.
Dikahir sambutannya, Nanda juga mengatakan, pemberdayaan UMKM adalah salah satu upaya strategis dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarkat. Namun dalam mencapai tujuan tersebut pengrajin/industri kecil masih dihadapkan pada berbagai kendala dan tantangan.
Di antaranya, kemampuan pengrajin dalam mengakses peluang pasar, terbatasnya kemampuan dan pengelolaan usaha baik dalam aspek produksi, manajemen usaha maupun teknologi, lemahnya kemampuan permodalan usaha serta lemahnya desain dan mutu produk.(MDS)