Bandarlampung – Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek pada tanggal 5 Juli 2024 melakukan tindakan plasma exchange pada pasien IAP 33 tahun asal Bandar Lampung, tindakan ini dilakukan pada pasien GBS atau Gullionber Syndrome penyakit ini adalah penyakit yang sifatnya akut dan didasari oleh suatu infeksi sehingga memberikan gejala di mana ada kelemahan itu naik dari mulai kaki sampai ke atas, penyakit ini biasa dikenal fenomena kaos kaki dia simetris antara kiri dan kanan dan lama-kelamaan akan menyebabkan keluhan yang simetris juga dan ini akan terus naik secara progresif sampai ke otot-otot pernapasan.
Wakil Direktur Keperawatan Pelayanan dan Penunjang Medis dr. Imam mengatakan penyakit ini kalau hanya merupakan kelemahan saja, biasanya rumah sakit akan memberikan terapi suportif melalui pemberian steroid dosis tinggi karena ini sifatnya dia akan self healing tapi membutuhkan waktu lama untuk perawatannya.
Namun untuk yang progresif di mana kelumpuhan itu naik sampai ke atas dan mengancam si pasien untuk tidak bernapas biasanya akan diberikan ventilator dan rumah sakit akan mencuci plasmanya.
“Nah tindakan yang dilakukan saat ini adalah mencuci plasma dengan dengan melakukan penukaran plasma darah dalam tubuh dengan plasma dari luar atau disebut Plasma Exchange,” jelasnya.
“Pertukaran ini dilakukan karena kita menganggap plasma darah yang dia pasien punya mengandung mielin yang dapat merusak saraf oleh sebab itu harus diganti,” tambahnya.
Pertukaran inilah yang dilakukan menggunakan alat modalitas canggih itu yang dilakukan rumah sakit dan harus dilakukan di ruang ICU atau ruangan perawatan intensif, ini merupakan salah satu pilihan dalam penanganan GBS.
Tindakan ini baru bisa dilakukan di rumah sakit Abdul muluk di Provinsi Lampung.
“Pergantian plasma darah ini menggunakan mesin dan berbiaya sangat tinggi, untuk pasien-pasien kurang mampu kita RSUDAM memberikan subsidi untuk tindakan ini sehingga sangat terbatas untuk bisa dilakukan,” tutur dr. Imam
“Jadi tidak bisa seluruh pasien GBS dilakukan tindakan ini hanya untuk yang sudah sangat mengancam kehidupan,” tambahnya (*)