RSUDAM Ukir Sejarah: Rabu 15 Maret 2023 Kembar Siam Aliyah dan Afifah “Dipisah”

Tim Dokter kembar siam Aliyah dan Afifah/Istimewa

BANDARLAMPUNG – Esok pagi, bayi perempuan kembar siam Aliyah dan Afifah menjalani operasi untuk memisahkan badan keduanya yang menempel di RSUDAM Bandarlampung. Pembaca budiman mohon doanya.

Operasi ini diperkirakan akan memakan waktu cukup lama. Sebanyak 70 dokter ahli ambil bagian dalam operasi pemisahan ini.

Bacaan Lainnya

Diketahui, operasi kembar siam sudah banyak yang berhasil dilakukan oleh rumah sakit di Indonesia, seperti yang pernah berhasil dilakukan oleh RSUD M. Djamil di Padang dan RS Ciptomangunkusumo, Jakarta.

Sedangkan bagi RSUDAM Bandarlampung adalah pertama kali dalam sejarah. “Ini adalah operasi kembar siam pertama di Provinsi Lampung,” ujar Direktur RSUDAM, Lukman Pura, Selasa (13/3/2023).

Baca Juga  Harga Gabah di Lampung Naik Lagi

Diketahui, bayi Aliyah dan Afifah baru berusia setahun. Ia baru saja merayakan ulang tahunnya pada 4 Februari 2023 lalu.

Nama Aliyah dalam bahasa Arab dan Ibrani berarti perempuan mulia, tinggi, dan agung. Sedangkan Afifah beraarti sucim sederhana dan perempuan berbudi luhur.

Tim dokter sudah melakukan persiapan sebelum melaksanakan operasi hari ini. Tim dokter berasal dari RSUDAM dibantu dokter ahli berpengalaman dari RSUD dr Soetomo, Surabaya.

Menurut Ketua tim operasi kembar siam, dokter Billy Rosan, durasi operasi bisa memakan waktu kurang lebih 12 jam.

Yang membanggakan, tim dokter utama berasal dari RSUDAM.

Adapun dokter yang dimintakan bantuannya dari RSUD dr Soetomo adalah bedah jantung dan bedah plastik.

Baca Juga  Dua Pejabat Utama Kejari Pringsewu Diperiksa

Dilaporkan bayi kembar siam Aliyah dan Afifah dempet pada tulang dada dan perut.

“Yang nempel dada bagian bawah kemudian liver. Sementara organ yang lain terpisah,” ujar dokter Billy Rosan.

Billy berdoa operasi berjalan lancar dan meminta masyarakat ikut mendoakan bayi asal Bunga Mayang, Kotabumi, Lampung Utara ini selamat.

Untuk pemulihan pascaoperasi, Billy mengungkapkan tergantung hasil sesudah tindakan.

“Pemantauan pascaoperasi satu minggu. Walau sudah pulang, tetap kita kontrol setiap bulan sekali,” ungkapnya.

Pemantauan intensif dilakukan paling tidak setahun pascaoperasi. Ini untuk melihat apakah ada komplikasi dari tindakan yang dilakukan.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Provinsi Lampung, Reihana, berharap operasi tersebut akan berjalan lancar.

Terkait biaya, Reihana menyampaikan semua ditanggung oleh BPJS dan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) RSUDAM.(*/IWA)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan