Bang..
Kita mungkin sepakat kalimat Tuff Gong, bahwa pria paling pengecut ialah dia yang membangunkan perasaan wanita namun tak berniat membalasnya..
Bang..
Kau telah membuktikan bahwa kau sebenar-benarnya pria yang meyakinkan perasaan pada suatu hal yang kadang terasa tak nampak dan jauh melambai antara Sungkai dan Bumi Rafflesia..
Kusadari sedari awal..
Kau sebenar-benarnya lelaki beriklim dingin, pria yang bisa tereja namun bias untuk dibaca, seiya dan sekata dalam pikiran dan yang terucapkan, keperdulian pada sesama yang begitu hangatnya terasa mengisyaratkan…
Bang..
Seperti hujan yang kadang tak dapat kita prediksi kejatuhannya, hingga ia menumbuhkan beberapa bunga dan pepohonan dan memberi makna tentang sebenar-benarnya arti saling membesarkan..
Sehingga kita lupa, bahwa hanya dua hal yang bisa kita rasakan saat kejatuhannya di bumi, aromanya yang menghempaskan debu dan dentingnya di atap gubuk kecil kita..
Bang..
Tetaplah seperti yang lalu bang, namun kebahagiaanmu akan terasa lengkap sekarang, untukmu dan untuk wanita yang telah membuatmu berprasangka hingga mengerti arti menunggu…
Bang..
Dan penantian itu ditunaikan dengan pucuk kalimat paling romantis alam semesta antara sepasang kekasih, bapaknya menyerahkan putri kesayangannya padamu dan kau pastikan akan menjaganya lahir dan bathin..
Kami tak sedikit pun ragu padamu Bang..
kau tentu akan membahagiakannya dengan segenap jiwa dan hatimu yang seluas samudera…
Dalam raut senyum dan penuh kebahagiaan pada musim yang ranum, Berbahagialah bang..
Untuk Kakandaku, Rifqi Masyhuri Dinata SH dan Ayunda Ratna SH, Sakinah Mawaddah Warahmah…
Dari adikmu, Isra, antara Bandarlampung – Baradatu.