Pesisir Barat — Indonesia kembali menunjukkan keseriusannya di dunia olahraga selancar internasional, Selasa (10/06/2025).
Sebanyak enam atlet surfing nasional dikirim untuk berlaga di ajang World Surf League (WSL) Krui Pro QS 6000 yang digelar di Pantai Tanjung Setia, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung.
Ajang bergengsi yang berlangsung mulai awal Juni 2025 ini menarik perhatian ratusan peselancar dunia.
Mereka datang dari berbagai negara untuk memperebutkan poin penting dalam rangkaian kualifikasi menuju World Championship Tour (WCT).
Keenam atlet nasional yang mewakili Merah Putih terdiri dari tiga atlet putra dan tiga atlet putri. Mereka telah menjalani berbagai persiapan dan kini siap bersaing di antara para atlet kelas dunia.
Ketua Umum Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PSOI), Tipi Jabrik, menyampaikan harapannya agar para atlet Indonesia dapat tampil maksimal dan membawa pulang prestasi gemilang.
“Kita kirimkan enam atlet terbaik kita. Tiga laki-laki dan tiga perempuan. Mereka sudah sangat siap, baik secara fisik maupun mental,” ujar Tipi Jabrik saat ditemui di area kompetisi, Selasa (10/06/2025).
Tipi menyebutkan beberapa nama atlet yang menjadi andalan dalam ajang ini. Di antaranya adalah Dani Widianto, Made Joi, dan Fajar Ariana yang sudah berpengalaman di level internasional.
Fajar Ariana, lanjut Tipi, bahkan sempat mencetak prestasi membanggakan sebagai juara dalam seri WSL sebelumnya yang digelar di Manokwari, Papua Barat.
“Fajar adalah salah satu atlet potensial kita. Ia sudah mencatatkan kemenangan di Manokwari, dan kami optimistis dia bisa tampil kompetitif di Krui,” tambah Tipi.
Selain mengusung misi prestasi, ajang ini juga menjadi panggung penting dalam memperkenalkan Krui sebagai salah satu destinasi surfing terbaik di Indonesia dan Asia Tenggara.
“WSL Krui Pro ini bukan hanya ajang olahraga, tetapi juga menjadi momen promosi wisata pesisir. Ombak di sini termasuk yang terbaik di dunia,” ujarnya.
Tahun ini, WSL Krui Pro mengalami peningkatan status dari QS 5000 menjadi QS 6000, yang secara langsung menaikkan gengsi dan kualitas kompetisi.
“Dengan status QS 6000, peluang atlet untuk mendapatkan poin lebih besar. Ini penting untuk mendongkrak peringkat mereka secara global,” jelas Tipi.
Ia menambahkan bahwa jumlah peserta tahun ini hampir sama dengan tahun lalu, namun kualitas kompetisi dinilai semakin meningkat karena kehadiran lebih banyak atlet peringkat atas.
Ajang ini juga didukung penuh oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora), yang menilai kegiatan ini strategis untuk pengembangan olahraga dan pariwisata.
“Pemerintah melalui Kemenpora sangat mendukung. Ini bentuk nyata kolaborasi antara olahraga dan promosi pariwisata,” katanya.
Tipi berharap dukungan yang ada dapat memacu semangat atlet untuk tampil maksimal di setiap babak dan membanggakan Indonesia di kancah dunia.
“Target kami tentu medali dan poin maksimal, tapi yang paling penting adalah proses dan pembelajaran bagi semua atlet,” ucapnya.
Sementara itu, antusiasme masyarakat lokal di Pesisir Barat terhadap ajang ini juga sangat tinggi. Ribuan warga dan wisatawan memadati area kompetisi sejak hari pertama.
Tidak sedikit pelaku usaha lokal yang merasakan dampak ekonomi dari penyelenggaraan WSL Krui Pro ini. Hotel, penginapan, dan warung makan ramai diserbu pengunjung.
Ajang ini dijadwalkan berlangsung selama sepekan, dengan babak penyisihan hingga final yang akan disiarkan secara langsung di platform streaming internasional.
Dengan dukungan penuh dari semua pihak, WSL Krui Pro QS 6000 diharapkan menjadi titik tolak bagi kebangkitan olahraga selancar Indonesia menuju pentas dunia.