Ucap Rasa Syukur Atas Panen Yang Di Dapat, Masyarakat Batu Brak Lampung Barat Adakan Tradisi Ngumbai

LAMPUNG BARAT – Masyarakat Pekon Kegeringan, Kecamatan Batu Brak Kabupaten Lampung Barat kembali menggelar tradisi Ngumbai di Masjid Al Mujahidin, Selasa (03/06/2025).

Acara yang berlangsung sejak pukul 08.00 WIB ini dihadiri ratusan warga dengan nuansa khidmat dan penuh kekeluargaan.

Tradisi Ngumbai merupakan ritual syukur atas hasil panen raya yang digelar turun-temurun oleh masyarakat Lampung Barat. Tahun ini, acara dihadiri tokoh adat, tokoh agama, perangkat desa, serta warga dari berbagai kalangan.

Kepala Pekon Kegeringan, Iyan, dalam sambutannya menyatakan bangga atas partisipasi warga.

“Ini bukti kita tetap menjaga warisan leluhur sekaligus bersyukur pada Allah SWT,” ujarnya, Selasa (03/06/2025).

H. Mad Ridwan, tokoh agama setempat yang memimpin acara, menjelaskan evolusi tradisi ini.

“Dulu Ngumbai dilakukan di sawah, kini kami pusatkan di masjid agar lebih tertib dan sakral,” paparnya.

Dalam tausiyahnya, beliau menekankan keseimbangan antara ikhtiar dan tawakkal.

Baca Juga  Rumah Roboh Diterjang Angin Kencang, Warga Candiretno Terima Bantuan Sosial Dari Pemkab Pringsewu

“Hasil panen itu anugerah Allah, namun kita tetap wajib berusaha maksimal,” tegasnya.

Acara ini bersifat sukarela tanpa paksaan. “Yang ingin ikut silakan, yang tidak juga tidak masalah,” tambah H. Mad Ridwan.

Ustadz Adi Putra membawakan manaqib Syekh Muhammad Samman, menginspirasi jamaah dengan keteladanan ulama sufi ternama tersebut.

Berbagai perlengkapan adat seperti janur berlumuran darah ayam dan air campuran daun inggu disiapkan di pelataran masjid. Warga juga ramai membawa hidangan untuk dibagikan.

Cuaca cerah menyambut acara, membuat suasana semakin khusyuk. Para ibu terlihat khidmat mengikuti rangkaian doa.

Air yang telah didoakan akan dibawa pulang untuk disiramkan ke kebun.

“Ini untuk keberkahan tanaman kami,” jelas Ratna sambil membawa galon air.

Pemerintah kecamatan melalui Kasi Pemerintahan Siswadi menyatakan dukungan penuh.

“Tradisi ini harus terus hidup sebagai identitas budaya kita,” ucapnya.

Acara dibuka dengan pembacaan silsilah oleh Jasroman, dilanjutkan pembacaan Yasin tiga kali bergantian.

Baca Juga  Bupati Dendi Ramadhona Beserta Jajaran Terima Kunjungan Kerja dan Silaturahmi Pj Gubernur Lampung

Pembacaan ayat-ayat Al-Qur’an seperti Ar-Rahman, Al-Mulk, dan Al-Waqi’ah menambah kekhusyukan acara.

Rangkaian ditutup dengan manaqib Syekh Samman, meneguhkan nilai spiritual dalam kehidupan agraris masyarakat.

Warga terlihat antusias, bahkan banyak yang membawa anak-anak. “Agar mereka paham adat kita,” kata Yulia, seorang warga yang ikut menjalakan tradisi ngumbai.

Hidangan yang di bawa oleh masyarakat dibagikan merata, mencerminkan semangat gotong royong. “Semua ini hasil dari kebun sendiri,” jelas Mawardi, petani setempat.

Usai doa, warga menyantap hidangan bersama sambil mempererat silaturahmi.

Acara ini juga menjadi ajang silaturahmi dan rasa syukur antar petani.

Generasi muda diajak untuk melestarikan tradisi ini. “Jangan sampai punah,” pesan Jasroman.

Pemerintah berjanji akan terus mendukung kegiatan serupa di masa depan.

Masyarakat berharap panen berikutnya lebih melimpah dan berkah.

Ngumbai tahun ini berakhir lancar, meninggalkan kesan mendalam bagi semua peserta. (Arya/fai)

Pos terkait