Waykanan – Dalam rangka mempersiapkan diri menghadapi Operasi Ketupat Krakatau 2024, Wakil Bupati Waykanan, Ali Rahman, memimpin upacara gelar pasukan yang diadakan oleh Polres Waykanan.
Acara ini berlangsung di halaman apel Mako Polres Waykanan pada Rabu (3/4/2024).
Operasi Ketupat Krakatau 2024, yang akan berlangsung selama 13 hari mulai dari tanggal 4 hingga 16 April 2024, merupakan respons terhadap tantangan dari berbagai pihak, termasuk jajaran TNI, Polri, dan para pemangku kepentingan terkait.
Upacara tersebut turut dihadiri oleh Kapolres Way Kanan AKBP Pratomo Widodo, Dandim 0427/WK Letkol Inf Aan Fitriadi, Pejabat Utama Polres Way Kanan, Kapolsek jajaran, personel TNI, Polri, Unsur Pimpinan Daerah, serta Forkopimda Kabupaten Way Kanan.
Tamu undangan dan peserta apel gelar pasukan juga turut hadir dalam kegiatan ini.
Dalam amanatnya, Ali Rahman membacakan sambutan tertulis dari Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, yang menekankan bahwa apel gelar pasukan ini merupakan tahap akhir pengecekan kesiapan pelaksanaan Operasi Ketupat 2024.
“Kegiatan ini juga merupakan wujud nyata dari sinergi antara TNI, Polri, dan para pemangku kepentingan dalam upaya menjaga keamanan selama masa mudik dan perayaan Hari Raya Idul Fitri 1445 H,” ungkapnya
Survei indikator kepuasan masyarakat menunjukkan bahwa penyelenggaraan dan penanganan arus mudik tahun 2023 mencapai angka 89.5%, meningkat 15,7% dibanding tahun sebelumnya.
Hal ini menjadi bukti apresiasi masyarakat terhadap kerja keras semua pihak yang terlibat dalam pengamanan arus mudik, dan hal ini perlu dipertahankan serta ditingkatkan pada tahun ini.
Namun, survei yang dilakukan oleh Kemenhub RI menunjukkan bahwa mudik tahun ini mengalami kenaikan yang signifikan, mencapai 56% dibanding tahun sebelumnya, dengan total pemudik diperkirakan mencapai 190 juta orang.
Dalam menghadapi situasi ini, Ali Rahman mengimbau masyarakat untuk memulai mudik lebih awal.
Dalam situasi yang dinamis seperti ini, Ali Rahman menekankan pentingnya memahami karakteristik wilayah masing-masing, termasuk titik rawan banjir, longsor, dan gangguan kamtibmas. Persiapan skenario menghadapi potensi gangguan dan situasi kontijensi juga harus dilakukan secara matang.
Aspek keamanan dari gangguan kamtibmas juga harus menjadi perhatian utama, baik pada rumah yang ditinggalkan, jalur mudik, maupun lokasi wisata dan pusat keramaian lainnya.
Patroli bersama pada jam-jam rawan serta layanan pelaporan rumah yang ditinggalkan dan penitipan kendaraan diharapkan dapat memberikan rasa aman kepada masyarakat yang sedang mudik.
Ali Rahman juga menyarankan untuk melibatkan kelompok-kelompok organisasi masyarakat dan keagamaan dalam pengamanan Sholat Idul Fitri sebagai bentuk toleransi dan keberagaman Indonesia.
Dengan berbagai upaya yang telah disiapkan, diharapkan masyarakat dapat merasakan mudik yang aman, ceria, dan penuh makna pada tahun ini.(Med)