Bandarlampung – Kasus Covid-19 kembali muncul di Asia Tenggara, Singapura, Malaysia, hingga Indonesia.
Terhitung sejak Oktober hingga November 2023, jumlah penderita Covid-19 subvarian Omicron EG 5 dan HK 3 mulai melonjak.
Ketua Satgas COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Prof. Dr.dr. Erlina Burhan, SpP(K), Msc, menyebut bahwa di Singapura kasus subvarian EG.5 mencapai 75 persen.
Ini terjadi peningkatan dua kali lipat pada periode 19 hingga 25 November 2023. Kementerian Kesehatan Singapura menyebut, sebagian besar kasus disebabkan oleh subvarian Omicron EG.5 dan HK.3.
Tak hanya Singapura, diungkap Erlina, subvarian ini juga terdapat di sejumlah negara seperti Amerika Serikat yang mencatatkan sebesar 45 persen kasus, Kanada 12 persen, China 10 persen, Jepang 7 persen, Korea dan Inggris 6,3 persen.
Lantas bagaimana dengan Indonesia?
Sama seperti di Malaysia dan Singapura, terjadi peningkatan kasus COVID-19 di Tanah Air terutama pada Oktober ke November 2023.
Menurut Erlina, untuk kasus pada tanggal 2 hingga 8 Oktober tercatat kasus konfirmasi COVID-19 di Indonesia mencapai 65 kasus. Kasus kembali mengalami peningkatan pada 20 hingga 26 November yang mencapai 151 persen atau hampir dua kali lipat.
Peningkaatan kasus COVID-19 yang terkonfirmasi selama kurun waktu tersebut disebabkan oleh varian EG.5. Bahkan disebutkan Erlina, varian ini sudah tercatat sejak Juli 2023 lalu.
“Di Indonesia sudah ditemukan subvarian EG.5 di Juli, pada Agustus menurun, kemudian pada September-November masih fluktuasi. Peningkatan kasus diduga karena varian EG.5,” kata Erlina Burhan dalam media briefing PB IDI, Rabu (6/12/2023).
Meski terjadi konfirmasi peningkatan kasus, diungkap Erlina kasus meninggal dilaporkan selama kurun waktu Oktober hingga November 2023 sebanyak 1 kasus.
“2-8 Oktober 65 kasus terkonfirmasi, 20-26 November 3 kali lipat 151 kasus, kasus meninggal ada 1 kasus di November. Untuk rawat inap ada dua pasien di RSUD Dr Soetomo Surabaya. Data di Jawa Barat bed occupancy kurang dari 3 persen,” jelas dia.
Lebih lanjut diungkap Erlina, peningkatan kasus COVID-19 di dua bulan terakhir ini terjadi salah satunya lantaran adanya lalu lintas antar negara yang cukup tinggi. Terlebih, saat ini sudah memasuki libur akhir tahun.
“Akhir tahun liburan turis dari Singapura, Malaysia, Tiongkok banyak yang ke Indonesia. Penduduk Indonesia juga banyak yang berlibur ke luar negeri khususnya Singapura,” ujar Erlina.
Gunakan Masker
Meski Kasus Covid-19 belum terlihat, namun warga Bandarlampung mulai bersiap menggunakan masker. Hal ini terlihat dari perilaku masyarakat yang mendatangi apotek untuk membeli alat pelindung pernafasan tersebut, Rabu (6/12/2023).
Beberapa petugas apotek di Way Halim maupun Tanjung Senang, Bandarlampung, mengakui masker mulai dibeli konsumen. “Ada, tapi belum begitu banyak yang beli,” kata Santi, pekerja apotek di Jalan Ratudibalau Tanjung Senang.
Pekerja apotek lain di Pasar Way Halim juga menyatakan hal sama. “Lumayan. Stok kami memang tidak banyak, tapi dalam satu minggu ini mulai banyak yang nanya,” ungkap salah seorang pekerjanya.(Tim)