Oleh: Emir
Akademisi salah satu perguruan tinggi swasta di Lampung mengapresiasi kepada para demonstrasi yang melakukan aksi secara damai, tertib dan lancar. Ini menjadi salah satu contoh panutan bagi para daerah lain, dimana aksi itu tidak selalu harus ricuh, tetapi bisa duduk bersama-sama dengan pemangku kepentingan untuk menyampaikan aspirasi yang disuarakan.
Provinsi Lampung menjadi salah satu dari beberapa provinsi di Indonesia yang melaksanakan aksi damai, ada 10 tuntutan yang diminta oleh aliansi lampung melawan ke pemerintah yaitu mendesak pemerintah untuk segera mengesahkan Undang-Undang (UU) Perampasan Aset, memotong tunjangan dan gaji Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebagai bentuk efisiensi dan tanggung jawab moral, meningkatkan kualitas gaji dosen dan guru di seluruh Indonesia, memerintahkan Presiden Prabowo Subianto untuk segera memecat menteri-menteri yang problematik.
Selanjutnya, meminta Presiden menekan ketua partai yang menduduki jabatan di eksekutif maupun legislatif untuk diberhentikan atau direstrukturisasi, reformasi total Polri dan adili pelaku pembunuhan Affan Kurniawan serta evaluasi kinerja Polda Lampung, menolak Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHAP) yang merugikan rakyat, menolak efisiensi terhadap sektor pendidikan dan Kesehatan, berhenti menggunakan pajak rakyat untuk menindas rakyat dan Pembebasan lahan untuk petani anak juga reformasi agraria pembebasan lahan di Lampung.
Emir Fajar Saputra salah satu akademisi perguruan tinggi swasta di Lampung mengatakan, sengat bangga dan senang melihat para mahasiswa turun ke jalan untuk menyampaikan aspirasi dan tuntutan kepada pemerintah.
Aksi yang dilakukan oleh ribuan mahasiswa ini berjalan dengan baik, lancar dan tertib. Tidak ada kericuhan, bahkan pemerintah provinsi lampung dan DPRD juga langsung turun ke Lokasi untuk mendengarkan suara aspirasi dan tuntutan dari para pendemo.
“Saya sangat bangga dengan aksi yang dilakukan adik-adik mahasiswa kemarin. Tidak ada kericuhan, semua terkendali dan tidak terprovokasi. Sekali lagi terimakasih yang tidak terhingga kepada semua pihak yang sudah mendukung dan kelancaran aksi demontrasi ini. Khususnya dari TNI dan Polri yang selalu siaga menjaga ketertiban dan keamanan saat demo berlangsung,” kata Emir.
Apresiasi bukan hanya kepada mahasiswa saja, tetapi Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal, ketua DPRD Lampung Ahmad Giri Akbar, Kapolda Lampung Inspektur Jenderal Helmy Santika dan Pangdam XXI/Radin Inten II Mayor Jenderal Kristomei Sianturi, yang ikut turun langsung menemui masa aksi untuk mendengar dan menerima tuntutan dari para mahasiswa ini.
“Saya sangat senang melihat Gubernur, Ketua DPRD, Kapolda, Pangdam XXI/Raden Inten dan lainnya bersama-sama mendengar aksi dan seruan dari para pendemo. Moment ini harus dijaga kebersamaan seorang pemimpin ini yang bisa mendinginkan suasana,” tuturnya.
Akademisi lulusan IIB Darmajaya ini menilai bahwa unjuk rasa tersebut menjadi contoh positif dalam berdemokrasi di Indonesia.
“Aksi damai di Lampung ini menunjukkan bahwa menyampaikan aspirasi tidak harus disertai kericuhan. Justru dengan cara tertib dan bermartabat, pesan yang disampaikan mahasiswa dan organisasi masyarakat lebih kuat, lebih mudah diterima, dan menjadi teladan bagi daerah lain,” ujarnya.
Ini menjadi cerminan kedewasaan demokrasi, peserta aksi mampu mengelola emosi dan tetap fokus pada substansi tuntutan.
Selain itu, pendidikan politik untuk publik, menjadi pembelajaran nyata bagi masyarakat bahwa aspirasi bisa disampaikan tanpa kekerasan.
“Penguatan dialog sosial, aksi damai membuka ruang komunikasi lebih sehat antara rakyat dan pemerintah,” tegasnya
Emir berharap, agar tradisi demonstrasi damai seperti ini terus dipertahankan.
“Lampung sudah memberi contoh. Tugas kita semua menjaga agar demokrasi Indonesia tumbuh dengan kedamaian, dialog, dan penghormatan terhadap hukum,” tambahnya.





