Jakarta-Tiga orang yang diamankan Tim Jatanras Ditkrimum Polda Metro Jaya, di Lampung karena terlibat perantara dan penjual airgun ditetapkan sebagai tersangka, Sabtu 6 Mei 2023.
Mereka yaitu oknum ASN Polisi Khusus Kehutanan Dedy Miswadi, Novriansyah S,pd (Guru honorer) dan Hengky, swasta, jual beli senjata airgun dan airsoft gun.
Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi melalui Kasubdit Jatanras
AKBP Indriwienny Panjiyoga membenarkan bahwa ketiga orang yang diamankan terkait asal usul senjata air gun Mustofa, si ‘wakil nabi’ sudah ditetapkan sebagai tersangka.
“Ya benar, ketiga, terkait penyedia airgun dan KTA Airgun, yaitu DM asn Kehutanan, NV Guru honor, dan satu swasta HK sudah ditetapkan sebagai tersangka,'” kata Yoga sapaan akrabnya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Trunoyudo menjelaskan hasil penyelidikan dan penyidikan Tim Gabungan Polda Metro Jaya, berhasil menyusuri asal senjata airgun yang digunakan pelaku Mustofa di Gedung MUI Jakarta.
“Dan berhasil ditangkap tiga orang penyedia senjata airgun dan KTA shooutingclub di Lampung. Para pelaku itu juga ada di Lampung melibatkan oknum ASN Kehutanan, Guru Honor, Dan swasta,” kata Trunoyudo.
Dari hasil.pemeriksaan, kata Trunoyudo, keterlibatan tiga orang ini tidak ada hubungan dengan peristiwa yang dilakukan pelaku. Perannya hanya terkait perantara dan jual beli airgun.
“Jadi tidak ditemulan keterlibatan kelompok jaringan, atau aliran-aliran. Apalagi menjadi penyuplai atau backing. Hubungannya hanya jual beli airgun saja,” kata Trunoyudo menepis tudingan yang mengarah kepada sindikan terkait kasus Mustofa.
Trunoyudo menjelaskan dari kronologis hasil pemeriksaan, bahwa Mustofa mendatangi DM (Dedy Miswandi), tetangga satu desa di Desa Sukajaya, untuk meminta tolong mencarikan senjata jenis Airgun.
DM yang juga ASN Polisi Khusus Kehutanan menghubungi NV (Novri Ansyah) melalui telepon untuk mencarikan Airgun. NV kemudian menelpon HK (Hengki) untuk membeli Airgun. “Lalu terjadilah jual beli airgun Rp5 juta,” katanya.
Saat mengambil airgun, Mustofa memberikan fee Rp500 ribu, sebagai tanda terimakasih atas pertolongannya untuk mendapatkan senjaya airgun. “Hingga akhirnya airgun itu digunalan pelaku untuk beraksi di kantor MUI,” katanya.
Ketiga terdangka ditahan di Polda Metro Jaya, dijerat UU Darurat No 12 Tahun 1952, jo pasal 55,56 KUHP. (Red)