Kemarin Viral Aib Lampung, Sekarang Aib Pesawaran: Bonus Atlet Peraih Medali Porprov Dipangkas, “Sisanya ke mana pak?” tulis Roby di Instagram
HALUANLAMPUNG – Warganet kembali membuka aib yang (seharusnya) membuat malu para pemimpin di Lampung. Kali ini aib terkait bonus atlet Kabupaten Pesawaran yang meraih medali pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Lampung IX 2022 yang tidak sesuai dengan yang dijanjikan. Diduga, bonus atlet peraih medali dipangkas.
Aib itu dibuka oleh salah satu atlet gulat kontingen Kabupaten Pesawaran, Roby Irawan melalui akun media sosial Instagram.
“Anggaran dana bonus Rp3 miliar untuk seluruh atlet yang mendapatkan medali, kenapa jadi Rp1 miliar. Sisanya ke mana pak?” tulis Roby di Instagram seperti dikutip cnnindonesia, Rabu (14/04/23).
“Hak kami mana Pak yang sudah dijanjikan! Untuk peraih medali emas Rp20 juta, perak Rp10 juta, perunggu Rp5 juta. Kenapa bisa berubah jadi emas Rp5 juta, perak Rp3 juta, dan perunggu Rp2 juta,” kata Roby menambahkan.
Bonus yang dijanjikan ini adalah untuk peraih medali pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Lampung IX 2022 yang berlangsung pada Desember lalu. Kontingen Pesawaran mendapat 96 medali emas, 78 perak, dan 120 perunggu.
Roby menyebut bonus tersebut dijanjikan oleh Bupati Kabupaten Pesawaran dan KONI Kabupaten Pesawaran.
“Kami dapat kabar bonus atlet berkurang dan tidak sesuai janji. Yang menjanjikan bonus Bupati Kabupaten Pesawaran dan KONI Kabupaten Pesawaran. Memang tidak tertulis [janjinya], tapi pengurus cabor dan seluruh atlet pun tahu,” ujar Roby.
Roby menyatakan dirinya menolak mendapat bonus yang tidak sesuai janji. Sejauh ini dirinya sudah berusaha menyampaikan aspirasi ke pihak-pihak terkait agar hadiah yang didapatkan sesuai janji awal.
“Belum cair karena kami para atlet dan pengurus cabor menolak,” ucapnya.
Aib sebelumnya diunggah pengguna TikTok dengan akun @awbimaxreborn viral dengan konten berjudul ‘Alasan Kenapa Lampung Gak Maju-maju’.
Herannya, akun ini dilaporkan ke polisi, tapu warganet ramai-ramai membelanya.
Dalam video di akun TikToknya, pengguna dengan nama Bima tersebut menampilkan beberapa slide yang dibuka dengan judul “Alasan Kenapa Lampung Gak Maju-maju” Pemilik akun tersebut mengaku berasal dari Lampung dan sedang berkuliah di Australia.
“Kalian kenalin nama gue Bima, gue berasal dari provinsi yang satu ini dajjal dan gue sekarang lagi menjalani proses study gue di Australia,” katanya.
Bima membuka presentasinya tersebut dengan alasan infrastruktur. Menurutnya, infrastruktur di Lampung “terbatas”.
“Ini banyak banget di-lampung tuh proyek-proyek dari pemerintah yang mangkrak. Contohnya Kota Baru kak. Itu dari zaman gue SD sampe sekarang gue gak pernah denger kabarnya lagi. Itu aliran dana dari pemerintah Pusat itu ratusan miliar ya bestie dan gue gak tau tuh sekarang udah jadi tempat jin buang anak kali,” katanya.
Bima melanjutkan presentasinya dengan mengeluh soal jalan-jalan di Lampung yang menurutnya “ditempel-tempel doang” Selain itu, Bima juga menyebut sistem pendidikan di Lampung lemah.
“Gue nggak bilang Lampung itu kekurangan orang pintar ya. Lampung itu banyak banget orang pinter. Menteri-menteri aja banyak dari Lampung. Erick Thohir, Sri Mulyani, ada menteri pertanian juga dari Lampung gue lupa namanya,” kata dia.
Bima mengklaim, sistem pendidikan lemah yang dimaksud adalah proses penyaringan peserta didik yang ada di Lampung. Menurut dia, proses itu diwarnai “banyak kecurangan.”
Ia pun menyebut yang berkontribusi terhadap kecurangan itu justru berasal dari kalangan pendidikan sendiri. “Rektor nitipin ponakannya. Ini apa sih. Kunci jawaban tersebar kalau udah mau UN. Tuh kan yang nyebarin siapa kalau bukan yang dari itu pemerintah,” kata dia.
Alasan lain menurut Bima adalah tata kelola yang lemah yakni birorkasi yang tidak efisien, hukum yang tidak ditegakkan. “terus juga suap di mana-mana udah kayak makanan sehari-hari gitu kan,” katanya. Alasan terakhir adalah ketergantungan pada sektor pertanian.
Selain menuai reaksi warganet, unggahan Bima direspons dengan laporan ke polisi oleh seorang pengacara yang Ia menyebut “keberatan” dengan kata “dajjal” yang digunakan Bima.
Selain itu, dia membantah banyak proyek di Lampung yang mangkrak. Menurutnya, ucapan Bima itu “tidak didukung data valid…sehingga informasi ini cukup menyesatkan di kalangan publik.”(*/IWA)