‘Jalur Tembak’ Hingga ‘Joged’ Para Petinggi ASDP

'Jalur Tembak' Hingga 'Joged' Para Petinggi ASDP
'Jalur Tembak' Hingga 'Joged' Para Petinggi ASDP. Foto Istimewa

Dugaan adanya ‘jalur tembak’ di Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni hingga terjadi antrean panjang kendaraan yang hendak naik ke atas kapal eksekutif, Minggu (14/4/2024) malam lalu, memunculkan sentimen miring di masyarakat.

Kalianda – ‘Jalur Tembak’, adalah istilah yang sudah lama dikenal kalangan supir truk di Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan, ketika mobil hendak cepat naik ke atas kapal.

Bacaan Lainnya

Pada 2013 lalu, Kompas sempat merilis permasalahan ini. Ketika itu disebutkan, bahwa melalui jalur tembak dengan biaya antara Rp100.000 hingga Rp300.000, supir truk tidak perlu antre lama untuk bisa naik ke atas kapal.

Tak hanya itu, media massa ini pu mengulas adanya oknum petugas di Pelabuhan Bakauheni yang menawarkan kemudahan lain, selain ‘jalur tembak’. Yakni, ‘VIP’ bila mengeluarkan uang Rp300.000.

Nah, sentimen miring ini pula yang lantas muncul di benak publik ketika sejumlah pemudik asal Palembang, Sumatera Selatan, protes karena antrean kapal eksekutif di Pelabuhan Bakauheni stagnan akibat mobil yang baru datang bisa lebih didahulukan naik ke atas kapal oleh oknum petugas, Minggu (14/4/2024) malam lalu.

Riza, pemudik asal Palembang tersebut, bersama para pemudik lain di kantung parkir pelabuhan, mengaku telah menunggu lama. Bahkan, ada yang sampai sekitar pukul 15.00 Wib.

Baca Juga  PPKM Resmi Dicabut, Kadiskes Reihana Ingatkan Masyarakat Tetap Waspada

“Pemudik ini antre lebih dulu. Kita semua tiba ada yg jam 2, jam 3. Kita dateng sesuai antrean, kita sudah tertib, antre parkir satu jam kita tunggu, antre 4 jam kita tunggu, sampai 7 jam kita tunggu,” kata Riza, ketika itu.

Ia menjelaskan, tiga baris kantung parkir di Dermaga Eksekutif Pelabuhan Bakauheni ditahan oleh oknum petugas lapangan untuk tidak masuk kapal karena harus bergiliran.

Namun, ia heran ketika barisan yang baru sampai (datang) malah didahulukan. “Tiba-tiba ada 3 barisan kita di-stop kita pikir kapal penuh. Ada 2 baris mobil masuk, bahkan ada yg baru masuk jam setengah 7, tapi naik kapal duluan,” katanya pula.

Tak terima dengan peristiwa tersebut, Riza dan pemudik lain keluar dari kendaraan dan mempertanyakan ke petugas. Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin menjelaskan adanya koordinasi kurang baik antara petugas saat pergantian shift.

“Kami menyampaikan permohonan maaf atas apa yang terjadi. Mungkin bisa dijelaskan, bahwa memang saat ini ada lajur antrean dan sepertinya karena ada pergantian shift,” kata Shelvy saat diminta keterangannya oleh wartawan.

Menurutnya, insiden tersebut bisa terjadi karena kesalahan jalur antrean, di mana ada kekeliruan pengarahan pengguna jasa atau pemudik yang giliran masuk kapal.

Baca Juga  Relawan Nanda-Anton Bantu Siswi SMK Tertimpa Banner di Waylima

Isu miring lain pun muncul, saat protes soal ‘jalur tembak’ tersebut muncul di pelataran parkir Pelabuhan Bakauheni. Yakni, beredar video Dirut ASDP joget saat para pemudik protes antrean di Pelabuhan Bakauheni.

Vidoe ini sempat viral. Yakni, menyorot perihal Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Ira Puspadewi tengah asik berjoget di tengah protes para pemudik soal mekanisme antrean kapal eksekutif Pelabuhan Bakauheni.

Tak hanya Dirut ASDP, video juga memperlihatkan beberapa petinggi ASDP Indonesia Ferry berjoget diiringi musik.

Dimintai keterangannnya, Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin membantah acara musik (joged) di tengah protes para pemudik tersebut. Shelvy mengatakan, acara musik tersebut merupakan usaha ASDP untuk menghibur pengguna jasa, termasuk pemudik.

“Musik tadi bagian dari usaha kami untuk menghibur pengguna jasa, karena mereka menunggu cukup lama ya. Jadi harapannya musik ini untuk menghibur pengguna jasa selama menunggu,” kata dia saat dikonfirmasi kepada wartawan, Senin (15/4/2024) kemarin.

Shelvy menegaskan, acara tersebut merupakan salah satu bentuk pelayanan ASDP kepada pengguna jasa yang menunggu antrean masuk kapal.

“Jadi bukan acara musik tapi bagian dari pelayanan kami untuk menghibur pengendara, kami juga membagikan minuman selama menunggu antrean sebelum naik ke kapal,” tuturnya. (*)

Pos terkait