Kebun Raya Liwa Dibangun di Daerah Rawan Longsor

Kebun Raya Liwa Dibangun di Daerah Rawan Longsor
Kebun Raya Liwa. Foto Istimewa

Liwa – Kondisi geografis Lampung Barat yang banyak terdapat kawasan perbukitan, menjadikan daerah ini rawan longsor. Kondisi itu dipersulit dengan struktur kekuatan tanah kawasan tebing yang tak merata.

Menariknya, Pemda Kabupaten Lampung Barat justeru tak sungkan membangun destinasi wisata Kebun Raya Liwa (KRL) di Pekon Kubu Perahu, Kecamatan Balik Bukit yang notabene merupakan wilayah perbukitan. Objek wisata ini menempati areal seluas 86.68 hektar, pada ketinggian 830-945 mdpl.

Bacaan Lainnya

Nah, persoalan baru pun lantas muncul. Lahan pada lokasi wisata favorit di Lampung Barat itu terjadi longsor.

“Saya sampaikan bahwa, longsor ini terjadi pada malam Selasa lalu,” kata Budi Hariyadi, Kasubbag TU KRL Lampung Barat, mewakili Kepala UPTD KRL, Rabu (29/11/2023).

Memang tak ada korban jiwa dalam musibah tersebut. Namun, tanah longsor yang terjadi selama dua hari berturut-turut ini, Senin dan Selasa (27-28/11/2023), memunculkan keprihatinan di benak masyarakat.

Baca Juga  Hati-hati!!! Lebaran Tahun Ini Ada Yang Minta 'Balikan'

Terlebih, longsor KRL bukan kali ini terjadi. Beberapa bulan lalu, pun lokasi wisata yang banyak dikunjungi wisatawan tersebut, pernah pula dilanda longsor. Untuk peristiwa kali ini, terbilang cukup parah. Sebab, salah satu sisi bangunan UPTD KRL nyaris terbawa gerusan tanah.

Budi Hariyadi, Kasubbag TU KRL Lampung Barat menyatakan, hujan deras yang terjadi sejak beberapa hari belakangan, mengakibatkan bangunan talut penahan tanah longsor sepanjang 40-50 meter, dengan kedalaman 15 meter.

Selain merusak talut, bangunan spot foto dan lampu-lampu taman juga ambruk terbawa longsoran tanah. “Setiap siang, selama dua hari ini, hujan memang terus terjadi,” kata Budi.

Menurut dia, awal mula longsor, terjadi Senin (27/11/2023), pada talut bagian kiri sekitar 50 meter dari pintu masuk dekat gedung perkantoran KRL. Kemudian, longsor susulan terjadi pada Selasa (28/11/2023), pada lokasi yang sama menyambung titik longsor pertama.

Akibat kejadian ini, Kantor UPTD KRL pun terpaksa dipindah. “Kalau hujan, kami terpaksa ngungsi ke gazebo,” ungkap Budi.

Baca Juga  Konflik Gajah Vs Warga Suoh; Dihalau, Besok Datang Lagi

Dia bergarap, Pemkab Lampung Barat segera menangani kerusakan yang terjadi pada bangunan talut maupun gedung perkantoran KRL. Jika dibiarkan, ujarnya, kerusakan bangunan akan semakin parah mengingat ada beberapa retakan tanah yang berpotensi longsor kembali.

Tindakan antisipasi sementara yang dilakukan pihak UPTD KRL, adalah dengan melakukan penanganan sesederhana. Yakni, memasang pembatas jalur pengunjung menggunakan tali agar tidak dilewati pengunjung. “Imbauan juga kami lakukan intuk para pengunjung, agar menjauhi bangunan Kantor UPTD. “Karena kami khawatir gedung ini roboh,” kata Budi pula.

Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lampung Barat, Henry Faisal mengatakan, akan berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk menangani musibah ini. “Longsor di KRL bukan hanya terjadi sekali. Ini disebabkan geografis Lampung Barat yang menjadikan lokasi tersebut rawan longsor,” ungkapnya.

Selain Kementerian PUPR, DLH Lampung Barat juga membuat surat kepada Bupati Lampung Barat, BPPD, Bappeda, serta BPKAD. Namun, kata Henry, surat tersebut belum mendapatkan tanggapan.(*)

Pos terkait